Pages

Tuesday, August 4, 2009

Di Bening Matamu (10)

Sebagaimana musibah tidak datang sendirian, rupanya begitu juga keberuntungan. Pagi-pagi saat baru tiba di kantornya, tiba-tiba saja Pak Suryo, atasannya, menghampiri mejanya.

“Danu kamu punya waktu malam Sabtu besok?”

“Belum punya rencana apa-apa sih pak, ada apa ya?” Tanya Danu penasaran.

“Datang ya ke rumah. Kita makan malam bersama. Aku kenalkan kau sama sepupuku. Datang ya!” setelah menepuk pundaknya, Pak Suryo berlalu. Baru beberapa langkah dia berbalik dan menambahkan,”Oh ya, ajak anakmu itu,” Danu tidak punya pilihan lain selain mengiyakan. Di kantor hari itu berlalu dengan mengira-ngira seperti apa kiranya wajah sepupunya pak Suryo.

Begitu tiba di rumah, baru saja keluar dari mobilnya, Danu melihat bu Bambang keluar dari rumahnya.

“Eh baru pulang pak Danu? Anu, baru nganter tekwan buatan Sari, ponakannya suami. Kebetulan sedang berkunjung ke rumah. Nanti kalau sedang santai main ya kerumah untuk kenalan,” Bu Bambang menyapanya ramah.

Danu tersenyum sambil mengiyakan.

Danu duduk termangu di teras belakang. Segelas teh manis yang tadinya berasap panas kini dingin sudah. Gelas itu masih penuh, sama sekali belum disentuh. Sepiring pisang goreng ditengah meja juga masih utuh. Danu menggeser sebuah kursi ke depan kursinya dan menyelonjorkan kakinya ke kursi tersebut.

Tiga orang wanita sekaligus dalam waktu yang nyaris bersamaan. Mungkin harusnya dia merasa bingung. Tapi aneh, hatinya tawar saja. Tidak ada semangat buat meladeni semua itu. Bahkan sekedar iseng pun tak ada gairah. Mungkin sesuatu yang disodorkan itu tidak menarik. Apakah dia benar-benar ingin menikah?

Di usianya yang ke 35 ini sebetulnya dia sudah layak berumah tangga. Bukannya tak ingin, dia terkadang juga membayangkan hidup tenang dengan seorang isteri dan beberapa orang anak yang lucu-lucu dan pintar-pintar. Tapi selama ini semua itu hanya sebatas keinginan. Seolah-olah tidak real. Tidak ada usaha yang dilakukannya untuk mewujudkannya. Hidup dijalaninya begitu saja, tanpa target waktu. Rencana realnya tentang kehidupannya selama ini hanya sejauh malam minggu berikutnya, mau kongkow-kongkow dimana dia bersama teman-temannya.

Selama ini dia merasa hidupnya sudah cukup memuaskan. Pekerjaan yang menyenangkan. Penghasilan yang sangat memadai. Teman-teman yang menyenangkan. Kongkow-kongkow. Danu benar-benar merasa sudah puas dengan apa yang dijalaninya.

Meskipun kariernya sudah mentok di tempat kerjanya sekarang tapi dia menikmati apa yang dijalaninya. Posisi dia secara resmi adalah asisten manajer operasional, hanya ada dua lapis jenjang jabatan diatasnya. Manager operasional dan general manager, yang keduanya diisi oleh para owner, yang artinya tidak ada harapan baginya untuk menggeser mereka. Tapi ada sisi lain dari semuanya itu yang membuat dia merasa sedang memainkan suatu permainan yang mengasyikan. Meskipun secara formal jabatan untuknya hanyalah asisten manager operational. Tapi faktanya, dialah yang mengendalikan jalannya perusahaan. Dulu perusahaan ini menandatangani kontrak eksklusif sebagai agen tunggal dari perusahaan elektronik Jepang dengan merek sheda. Salah satu syarat kontrak eksklusif tersebut adalah tidak menjadi agen dari perusahaan lain. Mereka mentaati pasal tersebut, tapi ternyata para pesaing mereka bisa mendapatkan merek sheda dari Singapura dengan harga yang bersaing. Danulah yang mengusulkan agar mengubah kontrak tersebut sehingga mereka tidak lagi menjadi agen tunggal, sebagai gantinya mereka bisa menjadi agen dari merek lain juga. Ketika pihak produsen Jepang mengancam akan mengalihkan hak menjadi agen tunggal ke perusahaan lain, Danu yang menyarankan agar perusahaan bertahan pada usulannya. Toh mereka bisa mendapatkan merek Sheda dari Singapura. Akhirnya kontrak tersebut di rubah pasal-pasalnya sehingga mereka dapat menjadi distributor dari merek lain juga. Sejak kejadian itu Danu menjadi orang yang selalu diminta pendapatnya dalam keputusan-keputusan penting perusahaan. Setiap tawaran kontrak dari luar, pasti akan mampir di meja Danu untuk dipelajarinya. Setiap kebrhasilan atau kegagalan pencapaian target perusahaan seolah-olah menjadi tanggung jawabnya. Dia banyak menerima bonus atas prestasi kerjanya, meskipun anehnya juga paling banyak menerima teguran bila ada hal yang tidak sesuai dengan kehendak bos besar. Tapi dia menerimanya dengan senang hati karena dia merasa sedang melakukan sebuah permainan. Dia juga memastikan semua rekanan dan pihak bank mengenalnya secara pribadi. Pada saatnya nanti dia akan siap mendirikan perusahaannya sendiri.

***

Sebuah Kecipak

DBM ke sepuluh ini merupakan sesuatu yang istimewa. Saya sudah membuatnya sebanyak 5 kali (benar-benar 5 kali). Dan selalu saya hapus kembali. Setiap kali selesai menuliskannya, saat membacanya kembali saya selalu merasakan taste of sinetron Indonesia, makanya saya hapus kembali. Akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari kronologis cerita dengan menyoroti diri Danu sendiri.

Selamat menikmati dan mohon masukannya

^___^

41 comments:

  1. dyahirawan said: Bener2 istimewa karena baru ini baca secara serius...maafkan daku ya bu guru...hehe
    terima kasih mbak Dyah^___^

    ReplyDelete
  2. chinduk said: ''merasa sedang melakukan sebuah permainan. Dia juga memastikan semua rekanan dan pihak bank mengenalnya secara pribadi. Pada saatnya nanti dia akan siap mendirikan perusahaannya sendiri.''''berkhianat'' yang saya maksud adalah pemanfaatan posisi itu,walopun ga merugikan perusahaan
    kesannya jadi negatif ya?padahal saya cuma ingin menekankan kalau Danu menikmati apa yang dikerjakannya :(

    ReplyDelete
  3. Bener2 istimewa karena baru ini baca secara serius...maafkan daku ya bu guru...hehe

    ReplyDelete
  4. nengmetty said: waduh, bukan berkhianat dongcuma pengen mandiri kokkan ngga ada salahnya membangun jaringan terlebih dulutanpa niat merugikan perusahaan asal kok^___^
    ''merasa sedang melakukan sebuah permainan. Dia juga memastikan semua rekanan dan pihak bank mengenalnya secara pribadi. Pada saatnya nanti dia akan siap mendirikan perusahaannya sendiri.''''berkhianat'' yang saya maksud adalah pemanfaatan posisi itu,walopun ga merugikan perusahaan

    ReplyDelete
  5. chinduk said: ini mirip sekali sama mas bos waktu dulu.bedanyapada akhir tulisan ini,ada semacam niatan "berkhianat".
    waduh, bukan berkhianat dongcuma pengen mandiri kokkan ngga ada salahnya membangun jaringan terlebih dulutanpa niat merugikan perusahaan asal kok^___^

    ReplyDelete
  6. saturindu said: ,sama spt mas deddy, plg gak bs kl disuruh bikin cerpen :)
    hahaha setia nih ceritanya sudah punya novel seabreg jugakalo mas Suga sih ngga bisanya ngga bisa berhenti^___^

    ReplyDelete
  7. nengmetty said: nanti saya coba yasebenarnya di kisah ini tidak ada baik dan burukhanya sekedar bagaimana bersikap mengenai tanggung jawab hidup^___^
    ini mirip sekali sama mas bos waktu dulu.bedanyapada akhir tulisan ini,ada semacam niatan "berkhianat".

    ReplyDelete
  8. ,sama spt mas deddy, plg gak bs kl disuruh bikin cerpen :)

    ReplyDelete
  9. duniauchi said: hehe. penulis adalah raja^^ bahkan ada yg bilang tuhan kecil.
    ya, terserah-terserah saya hehehepadahal sih pengen nanya juga sama yang tahu masalah^___^

    ReplyDelete
  10. nitafebri said: Akhirnyaa... dibuat juga...Lamaaa.... banget nungguinnya.. :PSepertinya kali ini memang lebih Fokus ke Danu..ketimbang si Syifa..
    iya Nit, di sini fokus ceritanya Danusyifa memang tidak tampil di episode ini

    ReplyDelete
  11. chinduk said: tambahan.perlu sedikit perubahan mungkin,pada endingnya nanti supaya engga klise,kebaikan selalu mengalahkan keburukanTuinks
    nanti saya coba yasebenarnya di kisah ini tidak ada baik dan burukhanya sekedar bagaimana bersikap mengenai tanggung jawab hidup^___^

    ReplyDelete
  12. asasayang said: Oalah, komenku td tdk muncul, td blg apa ya? Aduh lupa...
    bikin yang baru lagi ayoLina kemana saja? sepertinya jarang beredarMudah-mudahan baik-baik saja ya^___^

    ReplyDelete
  13. hehe. penulis adalah raja^^ bahkan ada yg bilang tuhan kecil.

    ReplyDelete
  14. Akhirnyaa... dibuat juga...Lamaaa.... banget nungguinnya.. :PSepertinya kali ini memang lebih Fokus ke Danu..ketimbang si Syifa..

    ReplyDelete
  15. tambahan.perlu sedikit perubahan mungkin,pada endingnya nanti supaya engga klise,kebaikan selalu mengalahkan keburukanTuinks

    ReplyDelete
  16. Oalah, komenku td tdk muncul, td blg apa ya? Aduh lupa...

    ReplyDelete
  17. bakhsayanda2 said: Aku juga plng ga bisa nulis cerpen bu ..
    kan belum dicobaayo dicoba^___^

    ReplyDelete
  18. bukansuperman said: Kira-kira yang bikin eps.10 yg diposting ini ndak dihapus, apa Bu Guru?
    cerita-cerita yang saya hapus itu berupa konflik-konflik yang ngga mutu dengan para calon mama, makanya saya merasa seperti sinetron Indonesia. Kenapa yang ini tidak dihapus? Karena yang ini tidak bercerita tentang konflik. Ini hanya penggambaran tentang pribadi danu, sense of sinetron Indonesianya tidak muncul disini^___^

    ReplyDelete
  19. duniauchi said: rada lupa ma crita sbelumnya. tapi salut juga. koq tw kontrak2 gtu si bu guru?hehe
    sssst ini ngarang chi, sebetulnya pengen riset sih, tapi ngga tahu harus bagaimana^___^

    ReplyDelete
  20. larass said: aneh nya aneh yang gak nyambung bu jadi saya males
    ayo dicoba sekaliiii saja, ntar ketagihan deh^___^

    ReplyDelete
  21. sunnyndra said: Iya, baru ikut yg 10..Kayaknyua di Danu workaholic ya ? ..ampe lupa kewajiban nikah ^_^
    Sepertinya begitu. Dia mencintai pekerjaannya dan mencintai gaya hidupnya sebelum "ketiban" tanggung jawab memelihara Syifa

    ReplyDelete
  22. miftamifta said: ^__^Menunggu episode selanjutnya
    Mudah-mudahan bisa segera^___^

    ReplyDelete
  23. Aku juga plng ga bisa nulis cerpen bu ..

    ReplyDelete
  24. Kira-kira yang bikin eps.10 yg diposting ini ndak dihapus, apa Bu Guru?

    ReplyDelete
  25. Iya, baru ikut yg 10..Kayaknyua di Danu workaholic ya ? ..ampe lupa kewajiban nikah ^_^

    ReplyDelete
  26. rada lupa ma crita sbelumnya. tapi salut juga. koq tw kontrak2 gtu si bu guru?hehe

    ReplyDelete
  27. nengmetty said: saya malah pengen bikin cerita yang endingnya aneh tuh ras^___^
    aneh nya aneh yang gak nyambung bu jadi saya males

    ReplyDelete
  28. ^__^Menunggu episode selanjutnya

    ReplyDelete
  29. larass said: selalu ending nya aneh-aneh
    saya malah pengen bikin cerita yang endingnya aneh tuh ras^___^

    ReplyDelete
  30. bu guru hebat ya, saya kok paling sulit menulis cerpen. selalu ending nya aneh-aneh

    ReplyDelete
  31. menatapmatahari said: lingga teh mau teh.... nggak pake susu...
    sebentar ya manis, dibikinin dulu^___^

    ReplyDelete
  32. nengmetty said: duduk manis ya, ayo susunya diminum dulu^___^
    lingga teh mau teh.... nggak pake susu...

    ReplyDelete
  33. menatapmatahari said: baru ngikut sari episode 10 nih*jadi pembaca yang manis dulu aaah*
    duduk manis ya, ayo susunya diminum dulu^___^

    ReplyDelete
  34. lintangabimanyu said: oh bu guru
    oh mas Lintang^___^

    ReplyDelete
  35. baru ngikut sari episode 10 nih*jadi pembaca yang manis dulu aaah*

    ReplyDelete
  36. axhu said: masukannya apa ya :D ditunggu episode 11 ( sok jd penggemar sinetron, padahal gak pernah nonton sinetron )ditunggu lanjutannya, dBM 10 jd banyak kenanganya, ditulis 5 kali ^_^
    semoga selanjutnya lebih lancar dan tidak kena sindrom sinetron Indonesia lagi^___^

    ReplyDelete
  37. axhu said: akhirnya :)belum baca senyum dulu
    terima kasih senyumnya^___^

    ReplyDelete
  38. masukannya apa ya :D ditunggu episode 11 ( sok jd penggemar sinetron, padahal gak pernah nonton sinetron )ditunggu lanjutannya, dBM 10 jd banyak kenanganya, ditulis 5 kali ^_^

    ReplyDelete
  39. akhirnya :)belum baca senyum dulu

    ReplyDelete
  40. masih belum bisa nebak jalan ceritanya niy...***kalo mudah ketebak, sinetron dong***maaf niy bu, baru baca, kompi sering 'hang' jadi rada tersendat aktivitas Online nya....~dari kisaran simatupang, tetap menunggu kelanjutan dengan setia~

    ReplyDelete