Tapi hari itu .....
KKG kecamatan mengadakan 'try out simulasi UAS BN. Selama tiga hari siswa melakukan try out dengan aturan dan suasana dibuat semirip mungkin dengan UAS BN. Bahkan pengawaspun silang antar sekolah. Saya mendapat tugas mengawas di sebuah SD negeri yang siswa-siswanya sangat santun dan tertib. Setelah selesai mengerjakan soal, mereka duduk dengan tenang menunggu bel, padahal sisa waktu masih sangat lama.
Sewaktu saya kembali ke sekolah, saya mendapat informasi dari wakasek kalau yang mengawas di sekolah kami mengeluh karena siswaku banyakprotes. Pada sebuah kesempatan, saya bertanya pada siswa-siswa saya apa sebenarnya yang mereka protes saat try out tersebut. Dan berebutanlah siswa-siswa saya menyampaikan unek-uneknya.
Siswa A : Masa kita sudah selesai mengerjakan tidak boleh keluar, harus diem aja nunggu bel, ngapain coba?
Siswa B : Ngobrol saja ngga boleh bu, padahal kita juga sudah ngga megang pensil, sudah ngga ngerjain lagi. Kita juga bukan ngobrolin soal kok, masa ngga boleh?
Siswa C : Masa kita duduk sila diatas kursi saja dibilang ngga sopan suruh diturunin kakinya, memang kita robot apa harus duduk diem sampai bel?
Siswa D : Ngapain juga sih bu buang-buang waktu saja diem nungguin bel, kan kita bisa manfaatin waktu kita untuk hal yang lebih berguna?
Saya : Lho, kalian kan bisa manfaatin waktu untuk murojaah hapalan kalian. Manfaatkan dong waktunya untuk hal yang bisa kalian lakukan.
Siswa E : Mengulang hapalan itu kalau kitanya santai enak bu, kalau harus duduk manis begitu, mana dilihatin mulu sama pengawasnya hapalannya juga malah hilang bu.
Siswa F : Apalagi waktu sains bu, kan cuma 40 soal pilihan ganda, setengah jam juga selesai, masa kita harus duduk kaku selama satu setengah jam nungguin bel, mana ngga boleh protes lagi.
Hahahaha, dalam hati saya sebetulnya lebih menyetujui apa yang dikatakan murid-muridku. Tapi terhadap mereka saya mengatakan: "Nak, dalam hidup ini kadang kita harus menerima keadaan-keadaan yang tidak sesuai dengan kehendak kita. Dan mungkin kadang, bukan hanya tidak sesuai dengan kehendak kita, juga bahkan tidak masuk akal. Ada saatnya kita harus tunduk pada aturan yang mengikat kita. UASBN ini salah satu contohnya. Aturannya memang begitu, dan mau tidak mau kalian harus menjalaninya. Ada hal-hal dimana kita punya posisi tawar, kita bisa menegosiasikan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh kita lakukan. Tapi adakalanya kita dalam posisi harus menerima. Bu guru akan senang kalau kalian bisa menjalaninya dengan hati yang lapang, dan menunjukkan pada pengawas dari luar bahwa kalian adalah siswa-siswa yang tahu aturan."
Telen sajalah nak ............................
wah kak ga nyangka kaka seorang guru y ? aku masih terkejut soalnya kaka masih muda, ngajar apa kak ? dan semangat terus y mengajar murid2nnya ^_^
ReplyDeletecahayaimani said: kadang kalau anak2 protes mempunyai kesan dan pesan tersendiri ....bahagia yang tak terkira mempunyai murid2 yang cerdas dan dapat berfikir kritis jangan muluk2 dech anak bisa ngerti pelajaran aja dah menjadi kebahagian tak terkira buat seorang guru ...sukses slalu ya bu ...
ReplyDeleteBetul sekali mbak, terima kasih ya ^__^
kadang kalau anak2 protes mempunyai kesan dan pesan tersendiri ....bahagia yang tak terkira mempunyai murid2 yang cerdas dan dapat berfikir kritis jangan muluk2 dech anak bisa ngerti pelajaran aja dah menjadi kebahagian tak terkira buat seorang guru ...sukses slalu ya bu ...
ReplyDeletemiftamifta said: siswa siswanya kreatif2 bu:-)salam kenal bu
ReplyDeleteBetul, siswa-siswa yang membanggakan hehehe.......... terima kasihSalam kenal juga
siswa siswanya kreatif2 bu:-)salam kenal bu
ReplyDeletenisanajma said: he he he
ReplyDelete:)
he he he
ReplyDelete@mbak henieBetul sekali mbak saya sepakat dengan mbak henie. Cuma kalau suatu saat tampilan siswa kita reman semua, serem juga kali ya?
ReplyDeleteduuh..kasian anak anak kita..aku juga termasuk yang tidak setuju aturan ujian begitu..bahkan, waktu ngajar saya pernah bilang ", lo mau cat rambut lo kayak pelangi, it's oke, asal lo belajar dengan bener, tetep menghargai yang lain, bener bener menggunakan otak untuk berfikir, mau naikin kaki, duduk santai, it's oke,asal masih tau batasan batasannya, akhlak tetap dinomor satukan",...salah gak bu Metty kalau saya begini...sering pikiran anak jadi terbatas jika mereka juga dibatasi di dalam kelas...
ReplyDelete@lintangTahun ajaran ini pendaftaran siswa baru sudah tutup.Tahun depan aja ya .... :)
ReplyDelete@lintangTahun ajaran ini pendaftaran siswa baru sudah tutup.Tahun depan aja ya .... :)
ReplyDeletendaftar jadi murid ah
ReplyDeletecunyayusya said: Beda ya bu sm sy SD dulu ( swasta).... emang kyk robot... patuh bgt sm aturan.... Disiplin hrs dijunjung tinggi, tidak ada kata tawar-menawar. Yg jelas argumentasi anak2 di atas semua masuk di akal kok. Saya malah pengen jd murid SD As-Sa'adah, kayaknya enak ya.. sama guru bisa terbuka bgt, bisa sharing apa aja, dll.... :)
ReplyDeleteMungkin karena beda jaman ya mama Yunda, Atau disisi lain, saya belum berhasil menjadikan siswa-siswa saya "pandai menempatkan diri"Kalau mama Yunda jadi murid As-Sa'adah, Yunda jadi apa dong? hehehe...........
nitafebri said: Anak-anak yang bersekolah swasta tentu berbeda dg sekolah negri apaagi jenjang SD. Dimana kalau SD Swasta mereka di bebaskan untuk mengeluarkan pendapat dan unek2 mereka. Namun di SD Negeri hal itu jarang terjadi yang ada anak2 SDN itu mesti taat aturan. Itulah mengapa kadang anak2 yang pindah sekolah dr swasta ke Negri atau sebaliknya kadang merasa ada gap akan perbedaan lingkungan. Entah klau di tingkat menegah (SMP-SMA)
ReplyDeleteYa, sepakat. Cuma ada beberapa hal yang agak gundah. Dengan kebebasan yang saya berikan terhadap mereka, disisi lain saya merasakan kurang berhasil menanamkan sikap hormat terhadap orang yang lebih tua. Terutama untuk siswa laki-laki.................Mudah-mudahan Allah memberi mereka hidayah.........aamiin.
Beda ya bu sm sy SD dulu ( swasta).... emang kyk robot... patuh bgt sm aturan.... Disiplin hrs dijunjung tinggi, tidak ada kata tawar-menawar. Yg jelas argumentasi anak2 di atas semua masuk di akal kok. Saya malah pengen jd murid SD As-Sa'adah, kayaknya enak ya.. sama guru bisa terbuka bgt, bisa sharing apa aja, dll.... :)
ReplyDeleteAnak-anak yang bersekolah swasta tentu berbeda dg sekolah negri apaagi jenjang SD. Dimana kalau SD Swasta mereka di bebaskan untuk mengeluarkan pendapat dan unek2 mereka. Namun di SD Negeri hal itu jarang terjadi yang ada anak2 SDN itu mesti taat aturan. Itulah mengapa kadang anak2 yang pindah sekolah dr swasta ke Negri atau sebaliknya kadang merasa ada gap akan perbedaan lingkungan. Entah klau di tingkat menegah (SMP-SMA)
ReplyDeleteyuryujav said: tp ga klo aku liat picnya masih muda loh
ReplyDeleteHoreeeee, dibilang masih muda hehehetapi jujur, beneran sudah tua kok ^__^Tapi seneng sih dibilang kayak masih muda
nengmetty said: Waduh, siapa yang bilang masih muda? Sudah tua lagi heeeeee...........Tapi memang semangatnya semangat muda ^__^
ReplyDeletetp ga klo aku liat picnya masih muda loh
yuryujav said: wah kak ga nyangka kaka seorang guru y ? aku masih terkejut soalnya kaka masih muda, ngajar apa kak ? dan semangat terus y mengajar murid2nnya ^_^
ReplyDeleteWaduh, siapa yang bilang masih muda? Sudah tua lagi heeeeee...........Tapi memang semangatnya semangat muda ^__^
nengmetty said: AamiinTerima kasih doanya mas Arief
ReplyDeletesama2 ya, mbak!!
AamiinTerima kasih doanya mas Arief
ReplyDeletesemoga mereka menjadi org2 sukses ya!!amin
ReplyDelete