Pages

Monday, October 19, 2009

obsesi

Sungguh aneh hidup ini. Terkadang kita memiliki sebilah kata sempurna yang digantungkan di puncak everest. Lewati separuh bahkan seluruh waktu mengangankannya. Kerahkan segenap daya upaya untuk mendapatkannya. Seolah seluruh kebahagiaan tergantung dari teraih atau tidaknya hal tersebut. Tapi saat hal tersebut berada dalam genggaman, dari skala seratus nilainya hanya dua puluh lima saja. Masih jauh lebih berharga apa yang Allah anugerahkan tanpa disangka-sangka.

Maka biarkanlah sebuah obsesi tetap menjadi obsesi, agar tidak berkurang nilainya.


gambar diambil di sini

48 comments:

  1. Merdeka!!Tetap semangat jadi abdi negara neh!!!

    ReplyDelete
  2. nengmetty said: begitu ya Mi?^___^
    iya dong bu...so.. obsesi berikut apa ni bu?

    ReplyDelete
  3. dyahirawan said: Tull ! alhamdulillah...:)
    iya mbak, alhamdulillah :)

    ReplyDelete
  4. nengmetty said: Masih jauh lebih berharga apa yang Allah anugerahkan tanpa disangka-sangka.
    Tull ! alhamdulillah...:)

    ReplyDelete
  5. narigunung said: =============fight for your dreampray for your lucky=============
    wish the best ^___^

    ReplyDelete
  6. raniuswah said: bu, obsesi kan pemicu semangat juga...jadi kalo satu obsesi udah tercapai, jangan dikasih nilai terlalu rendah..terus pastinya ibu punya obsesi baru untuk pemicu semangat baru...
    begitu ya Mi?^___^

    ReplyDelete
  7. =============fight for your dreampray for your lucky=============

    ReplyDelete
  8. bu, obsesi kan pemicu semangat juga...jadi kalo satu obsesi udah tercapai, jangan dikasih nilai terlalu rendah..terus pastinya ibu punya obsesi baru untuk pemicu semangat baru...

    ReplyDelete
  9. arimbikecil said: Aku pengen nulis yang pendek tapi mengena kaya punya embak
    berguru sama pakarnya, itu punya kakak pinter begitu dimanfaatkan saja semaksimal mungkin :P

    ReplyDelete
  10. Aku pengen nulis yang pendek tapi mengena kaya punya embak

    ReplyDelete
  11. m3z0e said: i see... setuju dengan itu :)
    ^___^

    ReplyDelete
  12. nengmetty said: Sebenarnya yang saya maksudkan adalah ketika kita punya keinginan, kita mengusahakannya tanpa harus menjadikan hal tersebut menjadi sesuatu yang membelenggu pikiran kita
    i see... setuju dengan itu :)

    ReplyDelete
  13. m3z0e said: obsesi lebih berharga ketika dia tetap menjadi obsesi,begitu kira2? trus, apa yang harus dilakukan dengan si obsesi ini neng? ^__^
    Sebenarnya yang saya maksudkan adalah ketika kita punya keinginan, kita mengusahakannya tanpa harus menjadikan hal tersebut menjadi sesuatu yang membelenggu pikiran kita

    ReplyDelete
  14. saturindu said: itulah manusia, kurang bersyukur thd nikmatNya...
    ya, seringkali manusia teramat menginginkan sesuatu padahal dia tidak tahu apakah itu baik atau tidak bagi dirinya

    ReplyDelete
  15. obsesi lebih berharga ketika dia tetap menjadi obsesi,begitu kira2? trus, apa yang harus dilakukan dengan si obsesi ini neng? ^__^

    ReplyDelete
  16. itulah manusia, kurang bersyukur thd nikmatNya...

    ReplyDelete
  17. fivefebruary said: Yups... Trm ksh jg krn dah di approved :d
    :)

    ReplyDelete
  18. miftamifta said: Ya setuju nengAh main setuju saja saya ini^^ Terimakasih atas semangatnya neng Chayooo...
    sama-sama selamat beraktifitas :)

    ReplyDelete
  19. Yups... Trm ksh jg krn dah di approved :d

    ReplyDelete
  20. Ya setuju nengAh main setuju saja saya ini^^ Terimakasih atas semangatnya neng Chayooo...

    ReplyDelete
  21. axhu said: setuju, obsesi bila sudah dipegang jd hambar, memang harusnya bukan obsesi yg digantungkan ya Bu Guru :D
    Betul, jangan jadikan keinginan kita menjadi obsesi:)

    ReplyDelete
  22. setuju, obsesi bila sudah dipegang jd hambar, memang harusnya bukan obsesi yg digantungkan ya Bu Guru :D

    ReplyDelete
  23. fivefebruary said: Kata-katanya bagus mbak, nana msh blajar nulis, tp bhsnya selalu kaku dan alurnya datar bngd :(
    Menulis terus dan banyak membaca, lama-lama nana akan menemukan style yang dirasa pas buat nana :)terima kasih invitenya ya

    ReplyDelete
  24. Kata-katanya bagus mbak, nana msh blajar nulis, tp bhsnya selalu kaku dan alurnya datar bngd :(

    ReplyDelete
  25. puntowati said: Segala sesuatu kalau menjadi obsesi tidak baik. Yg baik adalah bersemangat atau antusias akan sesuatu hal yg ditekuni atau ingin diraih....
    Sepakat mbak Silvie^___^

    ReplyDelete
  26. nitafebri said: Obsesi = Cita-cita? Binun deh..Abis masih blom tau obsesinya apa.. ^_^
    Tidak terlalu sama. Obsesi iu sebuah keinginan yang tertanam kuat yang membelenggu pikiran kita:)

    ReplyDelete
  27. adearin said: sy msih kosong neng, blm bisa komen...:(
    saya juga belum bisa jawab mbak :)

    ReplyDelete
  28. penjelajahsemesta said: Mungkin itulah esensi kebahagiaan dari sebuah mimpi, bukan ketika kita berhasil meraihnya, tetapi ketika kita dalam proses mengejarnya..
    Tepat sekali^___^

    ReplyDelete
  29. puntowati said: Itulah manusia, Met......selalu punya impian....Ada yg bersedia berjuang keras untuk menggapai impiannya. Namun ada pula yg membiarkanya hanya menjadi impian....Yg sudah menggenggam impiannya pun ada yang puas namun ada pula yg merajut impian kelanjutan..... Memang keinginan yg membawa manusia menuju kekemajuan tapi impian juga bisa membawa kelobang kehancuran....Oleh karena itu disamping mengusahakan mimpi menjadi kenyataan ..kita tidak boleh lupa 'bersyukur' atas apa yg sudah didapatkan.....
    Sebetulnya itu yang saya maksudkan mbak :), cu7ma merangkai katanya terkadang susah

    ReplyDelete
  30. sunnyndra said: Metty,,thengkyu...really like this quote..hars banyak bersyukur ya..
    you're welcome de^___^

    ReplyDelete
  31. duniauchi said: kapan qt harus berobsesi, kapan qt harus bersyukur?
    jabgab pubya obsesi Chi, punya keinginan itu boleh, tapi jangan sampai terobsesi

    ReplyDelete
  32. adeirmasury said: Makanya, mama sering bilang ke Ima : wajar2 aja Ir, jangan berlebihan atau sampai terobsesi...
    betul, mimpi dan keinginan boleh saja asal jangan sampai terobsesi

    ReplyDelete
  33. debapirez said: Merdeka!!Tetap semangat jadi abdi negara neh!!!
    mudah-nudahan itu yang terbaik :)

    ReplyDelete
  34. arifsibijak said: you may say im dreaming. . .
    hold your dream, hope Allah make it real

    ReplyDelete
  35. raniuswah said: iya dong bu...so.. obsesi berikut apa ni bu?
    apa ya...........?saya tidak mau punya obsesi, saya punya banyak mimpi dan keinginan, tapi tetap bersandar pada harapan bahwa Allah akan meridhoi^___^

    ReplyDelete
  36. Segala sesuatu kalau menjadi obsesi tidak baik. Yg baik adalah bersemangat atau antusias akan sesuatu hal yg ditekuni atau ingin diraih....

    ReplyDelete
  37. Obsesi = Cita-cita? Binun deh..Abis masih blom tau obsesinya apa.. ^_^

    ReplyDelete
  38. sy msih kosong neng, blm bisa komen...:(

    ReplyDelete
  39. Mungkin itulah esensi kebahagiaan dari sebuah mimpi, bukan ketika kita berhasil meraihnya, tetapi ketika kita dalam proses mengejarnya..

    ReplyDelete
  40. Itulah manusia, Met......selalu punya impian....Ada yg bersedia berjuang keras untuk menggapai impiannya. Namun ada pula yg membiarkanya hanya menjadi impian....Yg sudah menggenggam impiannya pun ada yang puas namun ada pula yg merajut impian kelanjutan..... Memang keinginan yg membawa manusia menuju kekemajuan tapi impian juga bisa membawa kelobang kehancuran....Oleh karena itu disamping mengusahakan mimpi menjadi kenyataan ..kita tidak boleh lupa 'bersyukur' atas apa yg sudah didapatkan.....

    ReplyDelete
  41. nengmetty said: Seolah seluruh kebahagiaan tergantung dari teraih atau tidaknya hal tersebut
    Metty,,thengkyu...really like this quote..hars banyak bersyukur ya..

    ReplyDelete
  42. kapan qt harus berobsesi, kapan qt harus bersyukur?

    ReplyDelete
  43. kapan qt harus berobsesi, kapan qt harus bersyukur?

    ReplyDelete
  44. kapan qt harus berobsesi, kapan qt harus bersyukur?

    ReplyDelete
  45. kapan qt harus berobsesi, kapan qt harus bersyukur?

    ReplyDelete
  46. Makanya, mama sering bilang ke Ima : wajar2 aja Ir, jangan berlebihan atau sampai terobsesi...

    ReplyDelete