Pages

Monday, December 21, 2009

[Cerpen] Buzzz!!

Sejak usai shalat isya sampai saat jarum jam sebentar lagi akan menunjukkan angka sembilan, isteriku tidak bangkit dari duduknya. Aku tidak tahu, apakah isteriku begitu larut dalam dzikirnya, atau dia sedang merasakan kesedihan yang mendalam.

Aku tidak ingin menyakitinya, sama sekali tidak ingin. Dia adalah seorang isteri yang baik. Berada bersamanya bagaikan berdiri di tepian danau yang teduh, mengalirkan ketenangan dan kedamaian. Isteriku selalu menerimaku dengan senyuman, baik saat aku memenangkan proyek bernilai milyaran, maupun saat berbulan-bulan aku tidak menghasilkan satu rupiahpun. Dia adalah isteri pilihanku sendiri, dan akupun mengira bahwa kebersamaan kami akan langgeng tanpa gangguan yang berarti.

Semuanya berawal saat aku menerima notification di ym, dari seseorang yang tidak kukenal. Berpikir kalau-kalau itu berasal dari relasi bisnis, aku menerimanya. Lalu suatu ketika, saat aku sedang online, “Buzz!” dia memaksa masuk. Awalnya aku tidak suka dengan caranya. Hanya sebagai basa-basi aku tanya siapa dia. Dia memperkenalkan diri sebagai Nina, seorang karyawan sebuah perusahaan swasta. Aku tanya sampai mendetil tentang perusahaan tempatnya bekerja. Bukan apa-apa, aku tidak ingin ada mata-mata dari perusahaan sainganku. Ternyata aman, tempatnya bekerja sebuah perusahaan yang tidak ada kaitannya dengan jenis usahaku.

Mulanya hanya obrolan ringan yang sebentar. Lama-lama merembet pada pekerjaan, harapan-harapan, sampai beberapa perdebatan politik yang seru tapi lucu. Chatting bersama Nina menjadi sebuah candu. Dia selalu bisa mengimbangi apapun yang aku bicarakan, baik dengan serius maupun dengan celetukan-celetukan lucunya. Mengobrol dengannya selalu terasa segar, tidak pernah membosankan. Setiap hari aku selalu menantikan ‘Buzz’ darinya. Kemudian chatting di dunia maya saja menjadi tidak cukup, kami pun merancang pertemuan.

Ada sedikit rasa tidak enak dalam hatiku dengan pertemuan ini. Seolah-olah aku sedang mengkhianati isteriku. Tapi perasaan itu kutekan, toh aku cuma bertemu untuk makan dan ngobrol. Aku tidak melakukan sesuatu yang salah, begitu aku membantah kata hatiku sendiri. Dan pertemuan inipun menjadi sesuatu yang rutin.

Nina tahu persis bahwa aku adalah seorang pria yang beristeri. Dari awal dia sudah tahu. Tapi dia tidak keberatan berteman denganku. Memangnya kenapa, begitu katanya. Bersama Nina hari-hariku menjadi begitu menggairahkan, bagaikan berdiri di tepian laut dengan gelombang yang kadang kecil, kadang bergulung besar. Membuat kita tertantang untuk menaklukannya. Segala hal pada dirinya terasa indah. Bahkan marahnya saja membuat kangen. Tak tahan aku melewatkan satu haripun tanpa berkomunikasi dengannya.

Keterikatan diantara kami sudah begitu kuatnya, sampai kami memutuskan untuk masuk ke langkah selanjutnya. Mengukuhkan kebersamaan kami dalam ikatan yang sah, ikatan yang suci. Sebuah pernikahan.

Agak gentar juga aku waktu harus menyampaikan ini pada isteriku. Tapi tekadku sudah bulat. Aku sudah tidak mungkin mundur lagi. Bahkan seandainya isteriku menyuruhku untuk memilih, aku akan memilih Nina, walaupun aku terpaksa harus menceraikannya. Isteriku nampak terkejut mendengar apa yang kukatakan. Dia memandangku tanpa sepatah katapun terucap dari bibirnya. Dia hanya memandangku sambil menggigit bibirnya. Bahkan saat kukatakan, kalau dia tidak mengizinkan aku akan memilih Nina, dia tidak bereaksi. Diam saja sambil memandangku. Aku bingung. Tapi sebetulnya tidak masalah, bagaimanapun reaksinya, rencanaku dengan Nina akan jalan terus. Meskipun jujur, aku juga menyimpan rasa kasihan yang mendalam terhadapnya. Tapi hal itu tidak akan menghalangiku.
Sampai kami berbaring bersisian, isteriku belum mengucapkan sepatah katapun. Sedikit membuatku heran, sama sekali tidak ada bekas tangis di wajahnya. Dia hanya menjadi begitu diam. Dia memang bukan orang yang emosional. Tidak mudah menangis. Dia adalah orang yang benar-benar praktis. Tetapi menghadapi beberapa persoalan berat, terkadang dia menangis juga. Aku mengira, seharusnya, masalah ini akan menjadi satu hal yang membuatnya menangis. Tapi ternyata tidak. Dan aku menjadi heran akan proses mentalku sendiri, aku sangat tidak ingin melihat isteriku merasa sakit hati, tapi aku kecewa karena dia tidak menangis saat aku mengatakan bahwa hatiku bukan miliknya lagi. Bahwa ada perempuan lain yang telah bertahta di hatiku.
Pagi hari semuanya seolah berjalan normal. Kebetulan hari itu hari minggu. Seperti hari minggu yang sudah-sudah, isteriku menyediakan segelas kopi dan sepiring penganan di teras belakang. Roti tawar berlapis selai yang dia hidangkan kali ini. Lalu dia duduk di kursi yang berada di hadapanku. Saat pengadilan telah tiba, pikirku.
“Mas,” nah, benarkan? “Sebetulnya, sudah agak lama juga saya mengamati perubahaan pada diri mas. Tapi aku tidak mengira.....eeee.........mas akan menyampaikan apa yang mas katakan semalam. Tapi mungkin itu adalah jalan keluar terbaik bagi kita berdua.”
“Jalan keluar?” aku tak mengerti maksudnya.
“Ya, mungkin memang perpisahan adalah hal terbaik bagi kita berdua.”
Terbaik? Bagi kita berdua?
“Maksudmu, kamu tidak bisa bersamaku lagi, karena kamu tidak terima kalau ada perempuan lain?” tanyaku ingin penegasan.
“Eeeee........... barangkali sebetulnya, saya ingin mempertahankan pernikahan kita, barangkali ................”
“Tidak masalah, Lia, dia tidak berkeberatan menjadi isteri kedua. Dan akupun masih sangat mencintaimu. Kehadiran Nina tidak merubah rasa cintaku untukmu,” aku merasa lega mendapat kesempatan untuk menyampaikan bahwa aku masih mencintainya.
“Bukan begitu, .........eeee.......... barangkali ..........eeee...........”
Aku diam menunggu lanjutan dari eee dan barangkali yang berulangkali diucapkannya.
“Barangkali sebetulnya, eeee...... aku ........aku juga menginginkan perpisahan itu. Sebetulnya tidak, aku tidak menginginkan perpisahan kita, tapi........ aku bingung bagaimana harus mengatakannya.........”
Apa maksudnya? Mengapa berputar-putar seperti itu?
“Begini mas,”lanjut isteriku setelah menghela nafas panjang, “Sebetulnya, sudah beberapa bulan ini, ada seseorang yang lain hadir di hatiku. Tidak sengaja, sungguh.”
Apa?! Bagaimana mungkin? Aku begitu terkejut sehingga tidak tahu harus mengatakan apa.
“Aku mengenalnya saat ada pertemuan wali murid di sekolah Bilqis. Dia adalah seorang duda beranak satu. Kami sering chatting di facebook.”
“Kamu mengkhianatiku?” tanyaku sakit hati.
“Tidak, tidak pernah! Dia memang sering mengungkapkan perasaan-perasaannya. tetapi aku selalu bilang bahwa aku akan setia pada perkawinanku, bahwa aku cuma menganggapnya teman. Sekuat tenaga aku melawan perasaanku sendiri, karena awalnya, aku ingin mempertahankan perkawinan ini.”
“Kamu chatting sama laki-laki lain? Kamu jatuh cinta pada laki-laki lain? Bagaimana bisa kamu berbuat seperti itu?” tanyaku tidak terima.
Isteriku diam saja. Dia memandangku dengan tatapan sorot mata tajam. Seolah ingin menggugat,‘kamu juga chatting dan jatuh cinta dengan perempuan lain! Membuatku kehilangan kata-kata.
“Aku tidak suka kamu berbuat begitu,” kataku.
“Mas, aku minta maaf. Tapi bukankah hal itu malah memudahkan untuk mas? Malah sesuai dengan rencana mas? Mas bisa melanjutkan rencana mas dengan ......perempuan itu..........tanpa ada halangan apapun. Mas bahagia, aku juga bahagia.” sisi praktis isteriku muncul.
Bahagia? Mana bisa bahagia bila di hati isteri yang kita cintai ternyata ada laki-laki lain? Mana bisa? Aku memang ingin mengawini Nina, tapi bukan begini rencanaku. Kalaupun harus berpisah dengan Lia, aku pikir dia akan melepasku dengan air mata. Menanti beberapa bulan, atau tahun bahkan, sebelum memulai sebua
h hubungan dengan laki-laki lain. Aku tidak menyangka kalau dia juga menginginkan perpisahan ini. Aku tak pernah menyangka ada laki-laki lain di hatinya. Aku merasa dikhianati. Egoku terluka.
Hari senin dikantor aku membatalkan rapat, mengkansel beberapa pertemuan. Aku hanya ingin duduk diam diruang kerjaku. Memikirkan isteriku akan berbahagia dengan laki-laki lain sungguh tak tertahankan. Tiba-tiba, Buzz!! Monitor laptopku memperlihatkan seseorang yang menyapaku di ym. Nina. Aku signout.

SEKIAN

Sebuah catatan:
Cerpen ini hadir dari rasa ingin tahu, seberapa besar sebetulnya seseorang akan berusaha mempertahankan ikatan perkawinannya, ketika godaan yang begitu menggiurkan menerpa biduk rumah tangga.

112 comments:

  1. liya715 said: hmmm ada namaku hihihi...
    Eh, ini dia si pemeran sudah datang :P^___^

    ReplyDelete
  2. adeirmasury said: Waduh.... :)
    kenapa Ima?^___^

    ReplyDelete
  3. arifsibijak said: nah gitu, sesekali keluar cangkang, jadi yang lain, ga melulu jadi wanita pake kerudung.tapi lumayan,cuma masih kebawa sense feminimnya, ha ha, masih kaku ganti kelaminnya,.....
    waduh, mimpi apa ya dipuji sama si ayipkalau itu keluar dari mulut ayip, lumayan adalah luar biasa, heheheheSoal kaku, memang iya, masih tidak bisa membebaskan diri dari nilai-nilai seorang mettysusah^___^

    ReplyDelete
  4. nah gitu, sesekali keluar cangkang, jadi yang lain, ga melulu jadi wanita pake kerudung.tapi lumayan,cuma masih kebawa sense feminimnya, ha ha, masih kaku ganti kelaminnya,.....

    ReplyDelete
  5. sunnyndra said: ya ternyata keegoan laki-laki itu cepat terluka krn penghianatan tanpa mengaca pd perbuatannya sendiri. ^_^ bravo! suka dgn endingnya.
    Ya, seringkali ada perbuatan-perbuatan tertentu yang boleh buat mereka 'karena mereka laki-laki' tapi tidak buat pasangannyasaya juga suka endingnya^___^

    ReplyDelete
  6. ivoniezahra said: Seperti membc kisah nyata seseorang. Tp si lelaki menikah jg dng perempuan kedua, dan istrinya bersedia :)
    Hati saya kok jadi sesek ya kalau denger yang seperti itu^___^

    ReplyDelete
  7. adearin said: Manusia, seringkali tak bersyukur atas apa yg ada.*smg Allah, mjg sy, suami sy...(walau ketauan si ab dulu sk chatting pk webcam huakakaka)
    Betul de, lebih suka menuruti keinginan hatinya sendiriAamiin. Semoga Allah menjaga keluarga ade, dan melimpahkan kasih sayang dan kebahagiaan di dalamnya^___^

    ReplyDelete
  8. @ade:Betul, ending cerita ini sengaja dibikin ada sedikit "clue", meskipun juga bukan sebuah ending yang benar-benar tertutup^___^

    ReplyDelete
  9. axhu said: apa yg kita lakukan akan dapat balasnya ya Bu Guru hehe koment pake perasaan! semakin keren bertuturnya Bu Guru!
    Betul mbak Marya, tidak sekarangpun, kelak akan dapat balasannya, baik ataupun burukTerima kasih pujiannya, jadi maaluu^___^

    ReplyDelete
  10. pingkanrizkiarto said: pertanyaan yang mengerikan...... xixixixi.....
    memang ngeri mbak....................^___^

    ReplyDelete
  11. ya ternyata keegoan laki-laki itu cepat terluka krn penghianatan tanpa mengaca pd perbuatannya sendiri. ^_^ bravo! suka dgn endingnya.

    ReplyDelete
  12. pingkanrizkiarto said: touche ! hahahahahaha.....
    emang enak, hehehe^___^

    ReplyDelete
  13. Seperti membc kisah nyata seseorang. Tp si lelaki menikah jg dng perempuan kedua, dan istrinya bersedia :)

    ReplyDelete
  14. Manusia, seringkali tak bersyukur atas apa yg ada.*smg Allah, mjg sy, suami sy...(walau ketauan si ab dulu sk chatting pk webcam huakakaka)

    ReplyDelete
  15. Sbnernya Teteh uda jwb pertanyaan Teteh sendiri dlm ending cerpen ini. Kalo si mas sign out, artinya ada itikat baik jg. Lain cerita kl teteh buat endingnya terbuka. Akan terasa benar2 spt whats next?

    ReplyDelete
  16. apa yg kita lakukan akan dapat balasnya ya Bu Guru hehe koment pake perasaan! semakin keren bertuturnya Bu Guru!

    ReplyDelete
  17. nengmetty said: seberapa besar sebetulnya seseorang akan berusaha mempertahankan ikatan perkawinannya, ketika godaan yang begitu menggiurkan menerpa biduk rumah tangga.
    pertanyaan yang mengerikan...... xixixixi.....

    ReplyDelete
  18. nengmetty said: Mas bahagia, aku juga bahagia.” sisi praktis isteriku muncul.
    touche ! hahahahahaha.....

    ReplyDelete
  19. nengmetty said: iyalah ling. Teteh doain lingling dapat suami yang sabar, setia, pengertian, penuh cinta, takwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan semua yang terkandung dalam dasa darma pramuka^___^
    ha ha..amiinnn...!!!

    ReplyDelete
  20. adeirmasury said: Yup...beda dikit...nina tau dari awal dan dia yang godain.Ima tau belakangan...dan ima yang digodain....hehehe :)
    Waduh, jangan-jangan oleh seseorang yang teteh kenal ^___^

    ReplyDelete
  21. menatapmatahari said: oooh tidak oooh tidaaaaak... jangan sampe dapet suami seegois itu...
    iyalah ling. Teteh doain lingling dapat suami yang sabar, setia, pengertian, penuh cinta, takwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan semua yang terkandung dalam dasa darma pramuka^___^

    ReplyDelete
  22. raniuswah said: bingung.....
    pegangan mi^___^

    ReplyDelete
  23. nengmetty said: Keputusan yang bijak^___^
    Yup...beda dikit...nina tau dari awal dan dia yang godain.Ima tau belakangan...dan ima yang digodain....hehehe :)

    ReplyDelete
  24. oooh tidak oooh tidaaaaak... jangan sampe dapet suami seegois itu...

    ReplyDelete
  25. adeirmasury said: Pernah nyaris jadi Nina...tapi gak diterusin karena ga mau jadi the other woman :)
    Keputusan yang bijak^___^

    ReplyDelete
  26. nengmetty said: kenapa Ima?^___^
    Pernah nyaris jadi Nina...tapi gak diterusin karena ga mau jadi the other woman :)

    ReplyDelete
  27. saturindu said: krn sudah banyak yang menyebutkan kelebihan cerpen ini, saya hanya akan mengungkapkan sedikit kekurangannya
    masih bersedia menerima pujian kok :P^___^

    ReplyDelete
  28. saturindu said: agak janggal juga deskripsi seperti ini. Apakah hanya dengan sebuah tatapan, lantas kita bisa mengetahui isi hati seseorang?:)mungkin (sebagai pertimbangan), ada baiknya dibuat spt berikut :"Dia memandangku dengan tatapan sorot mata tajam. Seolah ingin menggugat,‘kamu juga chatting dan jatuh cinta dengan perempuan lain!’
    Yup, saya sudah edit seperti saran mas Suga^___^

    ReplyDelete
  29. adeirmasury said: Halah Ded....pacar baru kok dibikin ngambek :))
    Ima ga tau ya ,kalau ngeliat dia ngambek seru ,rasanya jadi pengen gigit bibirnya ,wehehehe .....

    ReplyDelete
  30. Ga heran kalau MUi mau mengharamkan FB hehe...iya,kadang rumput tetangga tampak lebih hijau.tp,seperti di tulisan yang pernah saya posting, klo dah nikah, ga ada cewek cakep di dunia ini hehe...

    ReplyDelete
  31. bakhsayanda2 said: kaya nya engga tuh Ir ,paling kalau tau dia cuma ngambek :))
    Halah Ded....pacar baru kok dibikin ngambek :))

    ReplyDelete
  32. adeirmasury said: Husshh...awas Ded...Ery kontaknya Teh Metty bukan.Ntar dia baca, Ima gak tanggung jawab loh Ded.*celingukan takut ada Ery mode on... :))
    kaya nya engga tuh Ir ,paling kalau tau dia cuma ngambek :))

    ReplyDelete
  33. bakhsayanda2 said: *tunjuk tangan* ,saya yang godain Ima ...tapi sayangnya cinta saya di tolak ... , hiks :(Ima kejammmmmmm ........
    Husshh...awas Ded...Ery kontaknya Teh Metty bukan.Ntar dia baca, Ima gak tanggung jawab loh Ded.*celingukan takut ada Ery mode on... :))

    ReplyDelete
  34. adeirmasury said: Yup...beda dikit...nina tau dari awal dan dia yang godain.Ima tau belakangan...dan ima yang digodain....hehehe :)
    *tunjuk tangan* ,saya yang godain Ima ...tapi sayangnya cinta saya di tolak ... , hiks :(Ima kejammmmmmm ........

    ReplyDelete
  35. krn sudah banyak yang menyebutkan kelebihan cerpen ini, saya hanya akan mengungkapkan sedikit kekurangannya.Setting waktu sepertinya masih kurang tepat. Diawal cerita dideskripsikan : "Sejak usai shalat isya sampai sekarang, saat jarum jam sebentar lagi akan menunjukkan angka sembilan..."penulis bermaksud menjelaskan kejadian terkini pada pembaca (hingga jam sembilan malam). Hal itu dipertegas dengan alur flashback yang memicu tokoh istri mengalami kesedihan mendalam.Namun bila dilihat dari ending-nya, cerita berakhir di hari senin (saat rapat). Sebagaimana,' Hari senin dikantor aku membatalkan rapat, mengkansel beberapa pertemuan. Aku hanya ingin duduk diam diruang kerjaku. Memikirkan isteriku akan berbahagia dengan laki-laki lain sungguh tak tertahankan. Tiba-tiba, Buzz!! Monitor laptopku memperlihatkan seseorang yang menyapaku di ym. Nina. Aku signout.lantas, mana yang benar? jam sembilan malam atau senin (saat rapat) ? Jika menilik endingnya, seharusnya cerita ini memang berakhir di hari senin (saat rapat), sehingga penulis cukup menghapus kata 'sekarang' di awal tulisan."Sejak usai shalat isya hingga jarum jam sebentar lagi akan menunjukkan angka sembilan..."

    ReplyDelete
  36. nengmetty said: Dia hanya memandangku dengan tatapan ‘kamu juga chatting dan jatuh cinta dengan perempuan lain’. membuatku kehilangan kata-kata.
    agak janggal juga deskripsi seperti ini. Apakah hanya dengan sebuah tatapan, lantas kita bisa mengetahui isi hati seseorang?:)mungkin (sebagai pertimbangan), ada baiknya dibuat spt berikut :"Dia memandangku dengan tatapan sorot mata tajam. Seolah ingin menggugat,‘kamu juga chatting dan jatuh cinta dengan perempuan lain!’

    ReplyDelete
  37. Aku ga suka yg termehek-mehek bu. Go girls! Hehehehehe

    ReplyDelete
  38. meandmydream said: Kyaaa...keder jga tuh cowok ditinggalin. Bagos bu!
    hehehe, kenapa pada suka sama gaya pembalasan begini ya?^___^

    ReplyDelete
  39. Kyaaa...keder jga tuh cowok ditinggalin. Bagos bu!

    ReplyDelete
  40. miftamifta said: Suka ending cerpen nya bu guru...
    sama, saya juga suka^___^

    ReplyDelete
  41. sittisadja said: Wahahahaha... Keren Bu! Aku suka deh baca cerpen Bu Metty! :)
    terima kasih, aku suka deh dipujieit *pake tameng sebelum ditimpuk*^___^

    ReplyDelete
  42. raniuswah said: kalo saya berkaca mata bu...cerita ini ada aroma balas dendam yang sangat kuat ya bu..bener2 KO gak berdaya deh pokoknya..ada rasa kasian.. ada rasa pengen bilang ke laut aja pak...ini yang bikin bingung..
    waduh, kalau dilakukannya bersamaan ngga bisa dibilang balas dendam kali yasepakat mi, kelaut aja deh^___^

    ReplyDelete
  43. Wahahahaha... Keren Bu! Aku suka deh baca cerpen Bu Metty! :)

    ReplyDelete
  44. kalo saya berkaca mata bu...cerita ini ada aroma balas dendam yang sangat kuat ya bu..bener2 KO gak berdaya deh pokoknya..ada rasa kasian.. ada rasa pengen bilang ke laut aja pak...ini yang bikin bingung..

    ReplyDelete
  45. @fath:jangan menangis fath*nyodorin tissue*^___^

    ReplyDelete
  46. fath datang sambil sedikit mata berkaca ...menikmati alur ceritanya yang mirip kisah nyata...:)

    ReplyDelete
  47. arifsibijak said: betul, apalagi utang piutang,...(langsung ngibrit)
    hayayayayayateteh ngga megang ulekan kok yip^___^

    ReplyDelete
  48. nengmetty said: ya, harus sangat hati-hati berhubungan dengan dunia mayasudah memakan banyak korban^___^
    betul, apalagi utang piutang,...(langsung ngibrit)

    ReplyDelete
  49. fivefebruary said: jiaaahhh....jd ingat kisah cinta dunia maya para tki teh. tragis. cinta di ym memank bs menyesatkan
    ya, harus sangat hati-hati berhubungan dengan dunia mayasudah memakan banyak korban^___^

    ReplyDelete
  50. nengmetty said: kira-kira begitu hehehe^___^
    jiaaahhh....jd ingat kisah cinta dunia maya para tki teh. tragis. cinta di ym memank bs menyesatkan

    ReplyDelete
  51. adeirmasury said: ralat...ima baru jalan2 kerumahnya. ga ada teteh dikontaknya.berarti bukan kontak teteh :)kenapa ima ralat... karena ima gak mau jadi tendensius.kasian orang2 yang ga terlibat :))
    waduh, maaf jadi membuat Ima khawatir adanya 'tendensius'sebuah langkah yang hati-hati^___^

    ReplyDelete
  52. adearin said: Ga dipuji ayip skrg gpp, 2 -3 th lagi tunggu...tungguuu ajalah pokoknya.....:) tp memang, cerpen teteh yg ini lumayan. Gregetnya lumayan...
    yiiip, mau berapa lama lagi buat muji karya ade :Pterima kasih hehehe^___^

    ReplyDelete
  53. fivefebruary said: lelaki egois neh tokohnya teh
    kira-kira begitu hehehe^___^

    ReplyDelete
  54. elok46 said: masyaallah orang ini adaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ajambak sabar yahehehe :)
    wah, selalu lah^___^

    ReplyDelete
  55. liya715 said: begitu yah im....*jingkrak2 so happyGa jd minta bayaran, buat amal di masjid aja :D
    wah, hati-hati kepleset, lantai licin^___^

    ReplyDelete
  56. adeirmasury said: Ky nya ada di kontak teteh...hahaha...
    ralat...ima baru jalan2 kerumahnya. ga ada teteh dikontaknya.berarti bukan kontak teteh :)kenapa ima ralat... karena ima gak mau jadi tendensius.kasian orang2 yang ga terlibat :))

    ReplyDelete
  57. Ga dipuji ayip skrg gpp, 2 -3 th lagi tunggu...tungguuu ajalah pokoknya.....:) tp memang, cerpen teteh yg ini lumayan. Gregetnya lumayan...

    ReplyDelete
  58. begitu yah im....*jingkrak2 so happy*Ga jd minta bayaran, buat amal di masjid aja :D

    ReplyDelete
  59. arifsibijak said: nah gitu, sesekali keluar cangkang, jadi yang lain, ga melulu jadi wanita pake kerudung.tapi lumayan,cuma masih kebawa sense feminimnya, ha ha, masih kaku ganti kelaminnya,.....
    masyaallah orang ini adaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ajambak sabar yahehehe :)

    ReplyDelete
  60. begitu yah im....*jingkrak2 so happyGa jd minta bayaran, buat amal di masjid aja :D

    ReplyDelete
  61. adeirmasury said: Jangan dirubah tema dan endingnya Teh...biarin aja begitu...hehelaki2 perlu dikasih pelajaran juga...hahaha..
    engga kok Im, tapi terus terang, itu satu alternatif yang sempat teteh pikirkan ketika membuat cerpen ini^___^

    ReplyDelete
  62. adeirmasury said: Teh metty suka make nama tokoh teman2 yang disayang lho Liya :)
    iya, cuma kalau pada narik royalti jadi repot jugaapa teteh tarif ya, baca cerpen harus bayar^___^

    ReplyDelete
  63. nengmetty said: nanananana.........nana......sepertinya bisa teteh duga siapaSebetulnya teteh ragu Im, apa betul si isteri melakukan hal yang sama? Apa bukan cuma taktiknya dia saja agar suaminya berpikir ulang?hehehe^____^
    Jangan dirubah tema dan endingnya Teh...biarin aja begitu...hehelaki2 perlu dikasih pelajaran juga...hahaha..

    ReplyDelete
  64. liya715 said: Amin..... Ikut nebeng biar kecipratan do'anya lingga ...
    aamiindoanya berlaku buat semua jomblowati^___^

    ReplyDelete
  65. liya715 said: owwhh bgtu yah..siap2 minta bayaran..:D
    hwaduh, kasih aja nomor rekeningnya^___^

    ReplyDelete
  66. liya715 said: owwhh bgtu yah..siap2 minta bayaran..:D
    Teh metty suka make nama tokoh teman2 yang disayang lho Liya :)

    ReplyDelete
  67. Amin..... Ikut nebeng biar kecipratan do'anya lingga ...

    ReplyDelete
  68. adeirmasury said: Ky nya ada di kontak teteh...hahaha...pssttt...hati2 dengan tokoh "aku" di cerpen ini.tapi ima suka dia kena batunya, ternyata istrinya melakukan hal yang sama.baru doi tau rasa..*syukurin..!! ( dengan nada puas sepuas2nya mode on...) ^___^
    nanananana.........nana......sepertinya bisa teteh duga siapaSebetulnya teteh ragu Im, apa betul si isteri melakukan hal yang sama? Apa bukan cuma taktiknya dia saja agar suaminya berpikir ulang?hehehe^____^

    ReplyDelete
  69. menatapmatahari said: hihi... iya udah kesenengan ajaYa Allah... aku mohon supaya teh meety dapet suami yang keren, soleh, pinter, smart, baik hati, pokoknya semua yang bagus-bagus deh... amiiin
    Aamiin, aamiin, aamiin^___^

    ReplyDelete
  70. owwhh bgtu yah..siap2 minta bayaran..:D

    ReplyDelete
  71. nengmetty said: Waduh, jangan-jangan oleh seseorang yang teteh kenal ^___^
    Ky nya ada di kontak teteh...hahaha...pssttt...hati2 dengan tokoh "aku" di cerpen ini.tapi ima suka dia kena batunya, ternyata istrinya melakukan hal yang sama.baru doi tau rasa..*syukurin..!! ( dengan nada puas sepuas2nya mode on...) ^___^

    ReplyDelete
  72. hihi... iya udah kesenengan ajaYa Allah... aku mohon supaya teh meety dapet suami yang keren, soleh, pinter, smart, baik hati, pokoknya semua yang bagus-bagus deh... amiiin

    ReplyDelete
  73. raniuswah said: wah komporator nihh..
    he eh, dia lagi sengit ga pernah dipuji si ayip, hehehe^___^

    ReplyDelete
  74. menatapmatahari said: amiiiiiiin ya Rabb....
    kok ngga balik doain teteh ling?^___^

    ReplyDelete
  75. adearin said: Si ayip takut dilempar ulekan jd dibilang lumayan Teh...:)
    padahal ulekannya masih dia yang pegangterakhir dilempar, belum dibalikin sama dia^___^

    ReplyDelete
  76. raniuswah said: ha ha..amiinnn...!!!
    hehehetuh, ada yang mengaminkan lagi^___^

    ReplyDelete
  77. adearin said: Si ayip takut dilempar ulekan jd dibilang lumayan Teh...:)
    wah komporator nihh..

    ReplyDelete
  78. nengmetty said: iyalah ling. Teteh doain lingling dapat suami yang sabar, setia, pengertian, penuh cinta, takwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan semua yang terkandung dalam dasa darma pramuka^___^
    amiiiiiiin ya Rabb....

    ReplyDelete
  79. Si ayip takut dilempar ulekan jd dibilang lumayan Teh...:)

    ReplyDelete
  80. @neng metty & jeung Larass: thanks for your compliment :-). krn laki2 cenderung egois, jd saya ga suka sama laki2 haha...

    ReplyDelete
  81. debapirez said: laki-laki emang egois,neng metty hehe...
    pengakuan yang sempurna :)

    ReplyDelete
  82. nengmetty said: Cerpen ini hadir dari rasa ingin tahu, seberapa besar sebetulnya seseorang akan berusaha mempertahankan ikatan perkawinannya, ketika godaan yang begitu menggiurkan menerpa biduk rumah tangga.
    hehehehe belum menikah jadi ndak tahu bu guru :)

    ReplyDelete
  83. nengmetty said: idak bisa seperti itu ya?
    bisa saja, asal disertai setting waktu yang jelas, sebagai pembedanya. (agar pembaca tak kebingungan).Misalnya kalau rentang peristiwa yang akan diceritakan itu berlangsung seminggu, ditulis harinya. Minggu malam, senin pagi...selasa sore...dll.Kalau berbulan2...bisa disebutkan bulannya, atau spesifik tanggalnya. Awal september, pertengahan desember atau 4 Januari, 20:08 WIB, dll...

    ReplyDelete
  84. debapirez said: laki-laki emang egois,neng metty hehe...
    pengakuan yang jujursayangnya tetap tidak merubah keadaan^___^

    ReplyDelete
  85. laki-laki emang egois,neng metty hehe...

    ReplyDelete
  86. debapirez said: Nah,itu yg saya takutkan.kata orang2, Nikah itu enak.pan repot kalau saya malah jd ketagihan haha...Jujur aja, kalau baca cerita tentang suami yg berselingkuh, saya msh bs baca.tp kalau istri yg selingkuh, ingin muntah rasanya.*wahai para lelaki, baris di belakang saya haha....
    haayyyyaaaauuuuuuuuuuuayo main panjang-panjangan barisanudah pasti laki-laki kalah deeeeh, soalnya konon perempuan itu lebih banyaksayangnya, ngeyelnya juga menangan laki-laki, huh!

    ReplyDelete
  87. Nah,itu yg saya takutkan.kata orang2, Nikah itu enak.pan repot kalau saya malah jd ketagihan haha...Jujur aja, kalau baca cerita tentang suami yg berselingkuh, saya msh bs baca.tp kalau istri yg selingkuh, ingin muntah rasanya.*wahai para lelaki, baris di belakang saya haha....

    ReplyDelete
  88. Ima dan Dedi, silahkan dilanjut ngobrolnya^___^

    ReplyDelete
  89. debapirez said: Ga heran kalau MUi mau mengharamkan FB hehe...iya,kadang rumput tetangga tampak lebih hijau.tp,seperti di tulisan yang pernah saya posting, klo dah nikah, ga ada cewek cakep di dunia ini hehe...
    Ya, pemikiran yang bijak menjelang hari pernikahan :)Inget ya, jangan sampai kepleset kayak si aku di cerita di atas^___^Btw, dua dedi bisa datang barengan begitu

    ReplyDelete
  90. saturindu said: Setting waktu sepertinya masih kurang tepat. Diawal cerita dideskripsikan : "Sejak usai shalat isya sampai sekarang, saat jarum jam sebentar lagi akan menunjukkan angka sembilan..."penulis bermaksud menjelaskan kejadian terkini pada pembaca (hingga jam sembilan malam). Hal itu dipertegas dengan alur flashback yang memicu tokoh istri mengalami kesedihan mendalam.Namun bila dilihat dari ending-nya, cerita berakhir di hari senin (saat rapat). Sebagaimana,' Hari senin dikantor aku membatalkan rapat, mengkansel beberapa pertemuan. Aku hanya ingin duduk diam diruang kerjaku. Memikirkan isteriku akan berbahagia dengan laki-laki lain sungguh tak tertahankan. Tiba-tiba, Buzz!! Monitor laptopku memperlihatkan seseorang yang menyapaku di ym. Nina. Aku signout.lantas, mana yang benar? jam sembilan malam atau senin (saat rapat) ? Jika menilik endingnya, seharusnya cerita ini memang berakhir di hari senin (saat rapat), sehingga penulis cukup menghapus kata 'sekarang' di awal tulisan."Sejak usai shalat isya hingga jarum jam sebentar lagi akan menunjukkan angka sembilan..."
    Saya sudah menghapus kata sekarang, sesuai dengan saran mas Suga.Tetapi saya punya sebuah pertanyaan. Apakah sebuah cerita harus berakhir di masa 'sekarang'? Maksud pertanyaan saya adalah, Tidak bisakah, tokoh dalam cerita dan pembaca, bergerak bersama-sama, dari 'sekarang' di mana si tokoh memulai kisahnya, kemudian bergerak maju sampai kisah tersebut berakhir?Cerita saya diatas plotnya (awalnya) saya maksudkan seperti ini: saat ini aku sedang melihat isteriku duduk seusai sholatnya. Hal ini terjadi setelah sebelumnya saya mengutarakan maksud saya untuk menikah lagi.Kemudian flashback lagi ke awal perkenalan dengan Nina.Dimulai dari kalimat : Sampai kami berbaring bersisian, pembaca dan aku bersama-sama bergerak maju.Tidak bisa seperti itu ya?

    ReplyDelete
  91. egoisme lelaki ... tell me about it ...

    ReplyDelete
  92. nengmetty said: dari apanya ya?dari betisnya mungkin? *nyediain kasur sebelum jeng rika gubraks*
    betis ..?? jiaaaaahh ... dikata kita pager kali yakz, xixxiixixixiixixxixiiii upssss... maap :D

    ReplyDelete
  93. dari apanya ya?dari betisnya mungkin? *nyediain kasur sebelum jeng rika gubraks*

    ReplyDelete
  94. nengmetty said: meluncur^___^*tapi memang yakin dalam hal itu jeng Rika pakarnya :P*
    hadududuudu ... kok bisa yakin ...?mang keliatan dari mana siiy ..??

    ReplyDelete
  95. nengmetty said: sekarang giliran jeng Rika yang cerita, itu bidang yang jeng Rika kuasai :Dayo cerita^___^
    jaah, 11-12 niiy ama Nita .. nuduh ajah gitu klo aq pakar soal ntu *hallah*tp klo aq cerita ntar mb Neng jd nda bisa bobo lhoo .. mau ..??yg ini ajah dey dulu , dah baca blun ..? http://kakireina.multiply.com/journal/item/27klo suka tar aq lanjutin elmu2 laennyah *hallah*

    ReplyDelete
  96. selebardaunkelor said: crap!!!!cooollllll banget cerpennya bu guru.***menunggu yang berikutnya***
    hehehe, terima kasihsemoga ide selalu mengalir^___^

    ReplyDelete
  97. sekarang giliran jeng Rika yang cerita, itu bidang yang jeng Rika kuasai :Dayo cerita^___^

    ReplyDelete
  98. debapirez said: @neng metty & jeung Larass: thanks for your compliment :-). krn laki2 cenderung egois, jd saya ga suka sama laki2 haha...
    iyalah, jeruk ngga makan jeruk kan^___^

    ReplyDelete
  99. larass said: pengakuan yang sempurna :)
    hahaha, jujur^___^

    ReplyDelete
  100. larass said: hehehehe belum menikah jadi ndak tahu bu guru :)
    makanya, ayo menikah^___^

    ReplyDelete
  101. saturindu said: bisa saja, asal disertai setting waktu yang jelas, sebagai pembedanya. (agar pembaca tak kebingungan).Misalnya kalau rentang peristiwa yang akan diceritakan itu berlangsung seminggu, ditulis harinya. Minggu malam, senin pagi...selasa sore...dll.Kalau berbulan2...bisa disebutkan bulannya, atau spesifik tanggalnya. Awal september, pertengahan desember atau 4 Januari, 20:08 WIB, dll...
    wah, dicatet deh, mudah-mudahan ingatseringkali saat membuat sebuah karya, segala teori ini terlupakan, ini perlunya masukan-masukanterima kasih ya^___^

    ReplyDelete
  102. crap!!!!cooollllll banget cerpennya bu guru.***menunggu yang berikutnya***

    ReplyDelete