penggal pertama
runut kembali jejak sang waktu
kala mula, tika malam tak juga mimpi
bayu bisikan kata, canda dan salah duga
tiada lelah ia walau harus lintas benua
tak mengapa
sedikit malu kuatkan aroma rasa
pasang surut itu biasa bagi samudra
pantai tetap digarisnya kala damai pun kala badai
penggal kedua
aku tak memilih rindu ini menjadi raja dalam dada
hanya aku tak bisa tumbangkannya
penggal ketiga
inilah masa kini kataku
inilah kenangan katamu
aku tergugu
___________
Kawan, baru kutahu, betapa perkasanya luka
nengmetty said: Kawan, baru kutahu, betapa perkasanya luka
ReplyDeletehmmm ....
Owh.. It's sound like as my soundtrack, I like it.
ReplyDeletetergugu si apaan..??hihi
ReplyDeletehati2 jgn sampai terluka kalau kena diabetes yah!
ReplyDeleteIbu gak lagi sedih kan??kalaupun sedih jangan terlalu lama ya bu..
ReplyDeletemulai dipenggal2 sekarang . . .heg2
ReplyDeletepenggal kelima bangkitmengingkis lukamerajai harimembuat goresan barudengan senyumanpagi bu
ReplyDeleteTunjukkan pada luka kita yang jadi juaranya... (dee mode on)
ReplyDeletebegitulah luka.....dan betapa perkasa nya Bu Metty jika mampu melewatinya. Larass yakin Ibu Guru BISA!! ^_^
ReplyDeletepenggal keempat:hmmmm... hmmmmm... *masih mikir :D
ReplyDeleteAmat perkasanya sebuah lukaHingga mampu menghentikan detak jantungMemisahkan nyawa dari ragaTapiHaruskah kita tunduk pada luka?Membiarkan luka merajai hidup
ReplyDeletejadi akhir kisah kitanya? :D
ReplyDeleteNana Bacanya sambil tidur neh teh
ReplyDeleteT_T Bu Guru,saya sungguh terharuuuu...
ReplyDeletenengmetty said: @umi uswah:Amin, tidak ada yang benar-benar titik kecuali kematian. Buat Allah, segalanya mudah saja
ReplyDeleteSemoga semua kemudahan itu buat Ms. Mettyamiin..
@umi uswah:Amin, tidak ada yang benar-benar titik kecuali kematian. Buat Allah, segalanya mudah saja
ReplyDelete"mudah-mudahan saya baik-baik saja umi uswah"Semoga sesudah ini semuanya betul2 menjadi lebih baik ya bu..!!
ReplyDeletesaturindu said: kl saya memaknai 'garis pantai' itu sebagai tujuan bersama, yg semestinya tidak berubah biarpun ada badai kehidupan yang melanda.:)
ReplyDeletememang kurang lebih itu pula yang saya maksudkan^___^
saturindu said: kita patut berterima kasih pada MP yang bisa menjembatani penulis dan pembaca secara interaktif.bagi penulis, memposting karyanya di MP, salah satu kegunaannya adalah mengukur kadar pemahaman pembaca (berlaku utk pembaca yg intens, yang membaca dengan kesungguhan).Bagi pembaca, merekapun bisa belajar tentang banyak hal, terutama tentang proses kreatif penulisan. Sangat terbuka kemungkinan bagi pembaca utk menjadi penulis.:)
ReplyDeletesepakat, beruntung saya mengenal mpberuntung juga saya mengenal mas suga^___^
nengmetty said: hehehe, apa mau kita bahas lebih jauh soal pantai dan garis pantai ini?
ReplyDeletenggak banget deh....hwehe.kl saya memaknai 'garis pantai' itu sebagai tujuan bersama, yg semestinya tidak berubah biarpun ada badai kehidupan yang melanda.:)
nengmetty said: saya kira mas suga benar.Membuat puisi tidak hanya sekedar ekspresi diritapi kita juga punya tanggung jawab terhadap pemahaman pembacaharus lebih banyak lagi belajar
ReplyDeletekita patut berterima kasih pada MP yang bisa menjembatani penulis dan pembaca secara interaktif.bagi penulis, memposting karyanya di MP, salah satu kegunaannya adalah mengukur kadar pemahaman pembaca (berlaku utk pembaca yg intens, yang membaca dengan kesungguhan).Bagi pembaca, merekapun bisa belajar tentang banyak hal, terutama tentang proses kreatif penulisan. Sangat terbuka kemungkinan bagi pembaca utk menjadi penulis.:)
saturindu said: yah, saya setuju bila yang dimaksudkan adalah 'garis pantai' bukan 'pantai'-nya. Kata 'pantai tetap digarisnya' menurut saya lebih terfokus pada 'pantai' bukan pada 'garis'. Tapi mungkin sang penulis memiliki selera berbeda. :)
ReplyDeletehehehe, apa mau kita bahas lebih jauh soal pantai dan garis pantai ini?Saya tidak ingin ngeyel, tapi kadang memang kita tidak fokus pada makna satu istilah ketika kita terlalu fokus pada pesanpun pesan itu tak sampai jugaterima kasih apresiasinya mas suga^___^
nengmetty said: garis pantai
ReplyDeleteyah, saya setuju bila yang dimaksudkan adalah 'garis pantai' bukan 'pantai'-nya. Kata 'pantai tetap digarisnya' menurut saya lebih terfokus pada 'pantai' bukan pada 'garis'. Tapi mungkin sang penulis memiliki selera berbeda. :)
saturindu said: pantai tetap digarisnya kala badai' bisa menimbulkan ketidaksetujuan pembaca
ReplyDeletesecara umum badai (yang bukan tsunami) tidak menimbulkan pergeseran garis pantai. Abrasi yang menimbulkan pergeseran garis pantai justru karena ombak yang rutin, perlahan dan sedikit demi sedikit.Saya kira sih begitu^___^
saturindu said: kata 'aroma rasa' serasa kurang pas dengan larik2 sebelumnya. Koherensi dan harmonisasi belum utuh di bait ini.
ReplyDeletemembuatnya memang hanya pada acuan yang dimiliki sendiri, bukan acuan orang secara umum. Terima kasih masukannya, untuk perbaikan saya kelak^___^
saturindu said: terlampau sukar
ReplyDeletesaya kira mas suga benar.Membuat puisi tidak hanya sekedar ekspresi diritapi kita juga punya tanggung jawab terhadap pemahaman pembacaharus lebih banyak lagi belajar
puntowati said: Oh....begitu toh "kisah kalian"....
ReplyDeletebetul, begitulah...........hiks^___^
aningtyas said: penggal keempatbangun, bangkit, bergegas.... la la la
ReplyDeleteIya, harus bergegasjangan sampai ketinggalan kereta^___^
chikarei said: masih kah ada penggalan lanjutan?
ReplyDeletemasihkah?entah.............^___^
arimbikecil said: dan aku ngungun dalam biru.kikiki, cakep, cakep mbak.jadi kangen, dah lama ga bikim puisi.
ReplyDeleteah, ayo buat puisinyasudah lama tidak baca puisinya arimbi kecilayo kalahkan sang matahari^___^
bakhsayanda2 said: hmmm ....
ReplyDeletemmmhh..........^___^
addicted2thatrush said: Owh.. It's sound like as my soundtrack, I like it.
ReplyDeletereally? is your heart broken?what a pity^___^
kayanganjinga said: tergugu si apaan..??hihi
ReplyDeletetuh, sudah dijawab mas suga^___^
kolakpisang4500 said: hati2 jgn sampai terluka kalau kena diabetes yah!
ReplyDeletesaya 100% sehatmudah-mudahan^___^
raniuswah said: Ibu gak lagi sedih kan??kalaupun sedih jangan terlalu lama ya bu..
ReplyDeletemudah-mudahan saya baik-baik saja umi uswah^___^
arifsibijak said: mulai dipenggal2 sekarang . . .heg2
ReplyDeleteI need a glass of coffee and a plat of cassava fries^___^
elok46 said: penggal kelima bangkitmengingkis lukamerajai harimembuat goresan barudengan senyumanpagi bu
ReplyDeletepagi elbenarkah harus membuat goresan baru?mengapa saya lebih suka memeluk luka, atau memeluk si penyebab luka tepatnya?^___^
menatapmatahari said: Tunjukkan pada luka kita yang jadi juaranya... (dee mode on)
ReplyDeletetak ingin jadi juara kalau bersaingnya dengan lukaingin bahagia^___^
larass said: begitulah luka.....dan betapa perkasa nya Bu Metty jika mampu melewatinya. Larass yakin Ibu Guru BISA!! ^_^
ReplyDeletemudah-mudahan larasmudah-mudahan saya bisa melewatinya^___^
apa yang terjadi di penggal keempat dzul?^____^
ReplyDeleteapa yang harus teteh lakukan na?menyembuhkan luka dan melupakan?atau mengejar penyebab luka dan memohon?^___^
ReplyDeleteivandiwijaya said: jadi akhir kisah kitanya? :D
ReplyDeletesaya juga bertanya-tanya, bagaimana akhirnya^___^
Bangun na dah pagi^___^
ReplyDeletemiftamifta said: T_T Bu Guru,saya sungguh terharuuuu...
ReplyDeletecup....cupjangan nangis ya^___^
penggal pertama, terlampau sukar memaknai metafor2 yg coba dibentuk penulis, kata 'aroma rasa' serasa kurang pas dengan larik2 sebelumnya. Koherensi dan harmonisasi belum utuh di bait ini.dan 'pantai tetap digarisnya kala badai' bisa menimbulkan ketidaksetujuan pembaca. Tapi memang pada akhirnya akan diserahkan kembali pada sang penulis sendiri, yang bisa saja bereksperimen dengan kata2.
ReplyDeletekayanganjinga said: tergugu si apaan..??hihi
ReplyDeletesukar bicara...atau gagap:)
Oh....begitu toh "kisah kalian"....
ReplyDeletepenggal keempatbangun, bangkit, bergegas.... la la la
ReplyDeletemasih kah ada penggalan lanjutan?
ReplyDeletedan aku ngungun dalam biru.kikiki, cakep, cakep mbak.jadi kangen, dah lama ga bikim puisi.
ReplyDeleteluka itu telah menganga, takkan tertutup oleh cinta biasa..
ReplyDeleteOh...jadi kalau bahasa puisi bisa disingkat ya Teh.Ketika...jadi tika ..*ini per tanyaan, bukan pernyataan :)
ReplyDeleteMsh sedih ya neng? Sy bisikin ya...msh bnyk yg pny rindu lebih dibanding dirinya hehe...eh, nanti sy Pm yah...
ReplyDeleteIni postingan kpn neng? Bukankah luka itu mulai sirna? Doa saya, yg terbaik buat neng.,
ReplyDeleteadeirmasury said: Oh...jadi kalau bahasa puisi bisa disingkat ya Teh.Ketika...jadi tika ..*ini per tanyaan, bukan pernyataan :)
ReplyDeletekadang, kata-kata dalam puisi itu tak mesti sesuai kaidah eydseringkali ketatabahasaan dinomorduakan, yang dipentingkan biasanya kemampuan si kata mewakili makna yang ingin disampaikan pengarang sekaligus membangun harmoni dengan musikalitas keseluruhan puisi
adearin said: Msh sedih ya neng? Sy bisikin ya...msh bnyk yg pny rindu lebih dibanding dirinya hehe...eh, nanti sy Pm yah...
ReplyDeletemana dia pmnya? belum nyampe^___^
adearin said: Ini postingan kpn neng? Bukankah luka itu mulai sirna? Doa saya, yg terbaik buat neng.,
ReplyDeleteIni postingan kemarin mbaksudah tak ada luka dihati saya mbak^__^
debapirez said: luka itu telah menganga, takkan tertutup oleh cinta biasa..
ReplyDeletemesti pakai power glue?
raniuswah said: Semoga semua kemudahan itu buat Ms. Mettyamiin..
ReplyDeleteaamiin^___^