PROLOG
Tak habis-habis Danu mengutuki dirinya sendiri. Apa sebetulnya yang telah dia lakukan? Kemana akal sehatnya? Dan disinilah dia sekarang. Terjebak dalam sebuah ruangan bersama sekian banyak orang yang sebagian besarnya adalah ibu-ibu muda yang berisik membicarakan entah apa. Dan orang harus berkali-kali mengulang pertanyaan sederhana padanya karena dia benar-benar tidak “in” di ruangan itu.
Ceritanya berawal dari sebuah musibah ketika mobil yang dikendarai Dani, kakak kandungnya, bertabrakan dengan sebuah tronton yang remnya blong. Dari empat orang yang berada dalam mobil tersebut, Dani, Irma isteri Dani, Rian anak sulung dan Syifa anak bungsu Dani, hanya Syifa si bungsu yang bertahan hidup. Sungguh mengherankan melihat kondisi mobil yang tak berbentuk lagi, Syifa hanya mengalami sedikit luka ringan. Rupanya Syifa sedang tidur saat tabrakan terjadi, karena dia selalu menjawab tidak tahu, jika ada yang bertanya bagaimana kejadiannya.
Setelah musyawarah keluarga, yang hanya terdiri dari kedua orang tua Danu dan ibu mertua Dani dan sepasang suami isteri kakak ipar Dani, akhirnya diputuskan bahwa Danu akan memelihara Syifa, sekaligus menempati rumah yang ditinggalkan oleh Almarhum Dani. Tidak ada yang merasa keberatan karena itu satu-satunya kemungkinan. Orang tua Dani maupun mertuanya tinggal di kampong, agak susah untuk menyekolahkan Syifa. Kakak ipar Dani memiliki empat orang anak dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan. Jadilah Danu yang ketiban tanggung jawab memelihara Syifa, dibantu oleh bik Minah yang telah ikut keluarga Dani sejak Dani berumah tangga.
Sebetulnya jauh-jauh hari sebelum musibah terjadi, Dani sudah menawarkan agar Danu tinggal di rumahnya. Toh mereka sama-sama tinggal di Jakarta. Isterinya pun tidak berkeberatan. Tapi Danu lebih memilih kost dengan alasan ingin bebas. Dengan penghasilan yang lumayan, dia benar-benar menikmati kebebasannya. Kumpul-kumpul bersama teman-temannya dan kadang juga sedikit berhura-hura. Kalau dia tinggal bersama Dani, setidaknya dia akan merasa sungkan mengajak teman-temannya kumpul dirumahnya.
Seminggu pertama tinggal bersama Syifa sungguh membuat hatinya trenyuh. Pagi-pagi biasanya Syifa sudah mandi pada saat Danu baru terbangun. Bik Minah akan bertanya atau bercerita macam-macam dan syifa hanya menyimaknya dalam diam. Saat sarapan, dia menyantap makanannya dengan khusyu, sekali-sekali menjawab singkat jika Danu berbasa-basi bertanya satu atau dua hal tentang sekolahnya. Tak pernah sekalipun Syifa mempertanyakan keluarganya yang sudah tiada, tak pernah juga mengungkapkan rasa kehilangannya, dia hanya menjadi pendiam, benar-benar pendiam. Padahal Danu tahu betapa periang dan cerewetnya Syifa saat kedua orang tuanya masih hidup. Dan hati Danu selalu terasa teriris setiap kali memandang kedua mata bening Syifa memandangnya sebelum melontarkan jawaban singkat terhadap pertanyaannya yang tak bermutu. Danu sendiri bingung, apa sih seharusnya yang dibicarakan bersama seorang anak TK yang baru saja kehilangan seluruh keluarganya.
Dan pada suatu malam, saat Danu entah karena dorongan apa memasuki kamar Syifa, dia melihat keponakannya sedang menangis terisak-isak sambil memeluk sebuah pigura berisi potret keluarga mereka. Danu segera menghampirinya, duduk disampingnya, dan tak tahu harus berkata apa.
“Kamu menangis Syifa?” pertanyaan bodoh yang terlontar dari mulutnya.
“Tidak apa-apa, keluarkan tangismu”
Syifa tidak bereaksi, hanya meneruskan isakannya. Dan Danu duduk diam disampingnya dengan air mata yang tidak berhenti mengalir di pipinya.
(BERSAMBUNG)
asasayang said: Kok bsambung.... padhal dah mau ikut nangis, nanggung ah nangisnya
ReplyDeletebiar nangis besambung juga, jadi mata ngga bengkak-bengkak amat^__^
saturindu said: walah, saya juga msh belajar....Masih perlu banyak bimbingan dari bu guru.
ReplyDeletewaah, makin berisi makin merunduk nihmemang di Batam ada padi ya?request dong 'menanti sebuah jawaban' ^__^
Kok bsambung.... padhal dah mau ikut nangis, nanggung ah nangisnya
ReplyDeletewalah, saya juga msh belajar....Masih perlu banyak bimbingan dari bu guru.
ReplyDeletesaturindu said: sebuah awal yg bagus,Teruskan, lanjutkan...:)
ReplyDeleteTerima kasihsaya tunggu masukannya ya pakar novel kita^__^
sebuah awal yg bagus,Teruskan, lanjutkan...:)
ReplyDeletenisanajma said: handuk mah buat lap iler..
ReplyDeleteapa dong? Mo nawarin tissue takut ngga cukup ............^__^
nengmetty said: mau handuk mbak Hen?
ReplyDeletehanduk mah buat lap iler..
nisanajma said: tanggung jawab Mett, udah basah malah bersambung..
ReplyDeletemau handuk mbak Hen?
tanggung jawab Mett, udah basah malah bersambung..
ReplyDeletesaturindu said: doooor...
ReplyDeletemeletus balon hijau?^__^
doooor...
ReplyDeletepuntowati said: Sama2......dlm menulis ketelitian sangat penting krn bisa membingungkan pembacanya.......
ReplyDeleteIya, saya sendiri juga sering bingung kalau orang tertukar nama dalam sebuah cerita ^__^
chinduk said: mringiiis...
ReplyDeletekenapa? sakit perut?
nengmetty said: Terima kasih banyak pujiannyaYa betul itu keliru, barusan sudah diralat, sekali lagi terima kasih^__^
ReplyDeleteSama2......dlm menulis ketelitian sangat penting krn bisa membingungkan pembacanya.......
nengmetty said: nangis dong, masa mesem ^__^
ReplyDeletemringiiis...
puntowati said: Bakat yang bagus untuk ditekuni dan dipupuk.......Dlm alinea ketiga tertulis..".....akhirnya diputuskan bahwa Dani akan memelihara Syifa".....loh Dani kan meninggal dlm kecelakaan.....keliru ya...mustinya Danu?
ReplyDeleteTerima kasih banyak pujiannyaYa betul itu keliru, barusan sudah diralat, sekali lagi terima kasih^__^
Bakat yang bagus untuk ditekuni dan dipupuk.......Dlm alinea ketiga tertulis..".....akhirnya diputuskan bahwa Dani akan memelihara Syifa".....loh Dani kan meninggal dlm kecelakaan.....keliru ya...mustinya Danu?
ReplyDeleteduniauchi said: rencanañ mw d bkin novel pa cerpen ni neng?
ReplyDeletepengennya sih bikin novel, mudah-mudahan sampai tuntas ya, kebanyakan sih terhenti ditengah jalanbahkan banyak yang baru sampai bab niat ^__^
chinduk said: mesem...
ReplyDeletenangis dong, masa mesem ^__^
bakhsayanda2 said: Di tunggu sambungannya ..
ReplyDeleteya, mudah-mudahan si emod (mood) segera kembali :)
rencanañ mw d bkin novel pa cerpen ni neng?
ReplyDeletemesem...
ReplyDeleteDi tunggu sambungannya ..
ReplyDeleteceumimin said: Karunya nya..Kumaha mun kajadian ka diri urang...Mugia sadayana sarehat..Neng Damang??Tos dieusian tah saku dompetna..
ReplyDeleteAlhamdulillah Ceu aya hibar pangdua ti sadayanaari dompetmah namina oge tanggal tua atuh Ceu^__^
Karunya nya..Kumaha mun kajadian ka diri urang...Mugia sadayana sarehat..Neng Damang??Tos dieusian tah saku dompetna..
ReplyDeleteselebardaunkelor said: segera mendaftar menjadi salah satu penikmat tulisan mba neng...
ReplyDeleteayo, mumpung gratis ^__^
segera mendaftar menjadi salah satu penikmat tulisan mba neng...
ReplyDeleteYa..saat keluarganya tertimpa bencana Tsunami, neng metty.
ReplyDeletedebapirez said: Awal yg cukup tragis utk Syifa.Hampir mirip dgn awal cerita dr "Hafalan Shalat Delisa".
ReplyDeleteBagaimana tuh ceritanya? ceritain dong, kali bisa menginspirasi ^__^
Awal yg cukup tragis utk Syifa.Hampir mirip dgn awal cerita dr "Hafalan Shalat Delisa".
ReplyDeleteputraselat said: Menurut saya, kalimat itu agak ambigu, entah yang dimaksud air mata mengalir di pipinya itu si Syifa atau si Danu.......(Menurut saya....)
ReplyDeletenah, terima kasih banyak masukkannya.Memang masih perlu banyak revisi. Rencananya sih memang mau dibikin novel, doakan ya biar selesai^___^
nengmetty said: Dan Danu duduk diam disampingnya dengan air mata yang tidak berhenti mengalir di pipinya.
ReplyDeleteMau jadi novel ya kak??....keren ih bahasanya,....good job........kapan nih dikirim ke penerbit???Nah, saya kasih koreksi ya kak......hehe.....ini menurut saya aja loh kak......Pada kalimat ini : Dan Danu duduk diam disampingnya dengan air mata yang tidak berhenti mengalir di pipinya.Menurut saya, kalimat itu agak ambigu, entah yang dimaksud air mata mengalir di pipinya itu si Syifa atau si Danu.......(Menurut saya....)TRUZZZZ..........penggunaan kata di pada kata tempat.........contoh, pada kalimat terakhir paragraf keempat, ada kata 'dirumahnya'.......kalo kata tempat, khan di harus dipisah kak......jadinya harus ditulis 'di rumahnya'.........begitu pula pada paragraf terakhir.......kata 'disampingnya', seharusnya ditulis.......'di sampingnya'..........CERITA-nya bagus kak.........bikin penasaran...........yang bikin saya penasaran, tokoh SYIFA itu umurnya berapa ya??......SI DANU umurnya berapa ya???.......terus aja saya mencecar tanya, dan si pembaca harus membaca bab berikutnya untuk tahu itu.......AYO KAK SELESAIKAN NOVELNYA........SAYA TUNGGU KELANJUTANNYA.........sekarang, saya mau menuju TKP ke bab 2.......hehe :)