Namanya Karbala Madania. Panggilannya Bela. Dia adalah muridku yang lulus dua tahun yang lalu. Seorang siswa dengan kecerdasan verbal yang luar biasa. Meraih banyak piala untuk berbagai lomba pidato. Bila disekolah ada kegiatan pentas seni ataupun openhouse, pasti dia yang ditunjuk sebagai pembawa acara. Saat ini dia duduk di kelas dua sebuah SMPIT yang terkenal di Depok dan menjadi ketua OSIS untuk siswa perempuan disana.
Suatu hari, saat Bela masih menjadi murid saya, seseorang menelepon ibunya mengaku dari RSCM. Bela mengalami kecelakaan di jalan raya. Kepalanya mengalami benturan, tulang punggungnya retak, saat ini sudah mendapat transfusi darah. Kondisinya sedemikian parah sehingga harus dioperasi saat ini juga. Masalahnya, di rumah sakit tersebut tidak tidak tersedia alat yang diperlukan (orang tersebut menyebutkan nama alatnya tetapi mama Bela lupa), harus dibeli diluar, harganya 11 juta. Ditambah biaya ini dan itu orang itu minta ditransfer 17 juta. Dalam satu jam orang itu menelepon berulang-ulang membuat mama bela semakin panik. Dalam perjalanan menuju ATM terpikir oleh mama bela untuk menelepon kepala sekolah, mempertanyakan memang kelas Bela ada acara diluar, dan bagaimana kejadiannya sampai Bela mengalami kecelakaan. Kepala sekolah yang waktu itu sedang berada diluar menelepon hp saya, mempertanyakan memang Bela mengelami kecelakaan apa.
Mendapat pertanyaan yang tidak jelas ujung pangkalnya, membuat saya bingung (waktu itu saya tidak tahu asal mula kejadiannya). Mendapat pertanyaan "Bu, Metty, memang Bela mengalami kecelakaan apa?" dengan nada sedikit mempersalahkan membuat saya bengong untuk sesaat, lalu saya menghampiri Bela yang waktu itu sedang mengerjakan tugas matematika, "Bela, memang siapa yang kecelakaan? Saudaramu ada yang kecelakaan?"
Sama bingungnya dengan saya, Bela menjawab ,"Kecelakaan? Kecelakaan apa bu?"
Kepala sekolah yang rupanya mendengar percakapan kami, langsung memahami apa yang sebenarnya telah terjadi. Buru-buru dia memutuskan telepon untuk menghubungi mama Bela. mama Bela yang waktu itu sudah berada di depan ATM menangis sejadi-jadinya.
Tidak berapa lama dari menerima telepon yang tidak jelas tersebut, ayah Bela mendatangi kelas saya dan tanpa basa-basi langsung menghambur ke arah Bela, memeluk Bela dengan erat sekali sambil menangis. Diperlakukan seperti itu oleh ayahnya, tanpa mengerti apa yang telah terjadi, Bela ikut menangis disaksikan seluruh kelas yang terheran-heran.
Dengan kecerdasan verbal yang dimilikinya, Bela juga memiliki rasa ingin tahu yang besar. Dalam setiap pembelajaran, selalu saja melontarkan banyak pertanyaan. Seringkali pertanyaan yang dilontarkannya lucu dan membuat sekelas tertawa. Awalnya saya membiarkan hal tersebut. Menjawab pertanyaannya kalau saya menganggapnya berkaitan langsung dengan materi pelajaran, dan menunda jawabannya bila saya anggap pertanyaannya tidak berkaitan langsung dengan materi yang sedang saya ajarkan.
Lama kelamaan saya merasa terganggu dengan pertanyaan-pertanyaannya. Dan suatu ketika saya menganggapnya keterlaluan. Saya marah semarah-marahnya (saya memang guru yang pemarah, seandainya saja ada poling siapa guru paling pemarah disekolah pastilah saya pemenangnya, meskipun juga setiap kali ada poling guru favorit, nama saya pasti ikut disebut. Menjadi seorang pemarah tidak selalu identik dengan tidak disukai ternyata). Saya menganggap pertanyaan-pertanyaannya hanya iseng, untuk membuat teman-temannya tertawa.
Mendapat tuduhan yang dilontarkan dengan nada marah seperti itu rupanya amat melukai hatinya. Dia menangis. Sambil terisak-isak dia mengatakan kalau dia bertanya karena benar-benar ingin tahu. Seketika itu juga saya minta maaf atas tuduhan yang saya lontarkan padanya. Masih terngiang ditelinga saya jawaban yang dia berikan.
"Bu Metty, Bela memaafkan bu Metty. Tapi Bela tidak akan melupakan tuduhan ibu sama Bela. Bu Metty tetap menjadi guru yang paling Bela sukai di sekolah ini. Tapi apa yang bu Metty katakan hari ini tidak akan Bela lupakan. Akan Bela kenang sampai kelak Bela Dewasa"
Dan saya pun menangis.
duniauchi said: wah bella ini, kecil2 tapi kata2nya sungguh bermakna sedalam samudra^^
ReplyDeletebetul, dan dia juga masih rajin mengunjungi almamaternya ini^__^
lintangabimanyu said: sebenarnya aku mau banyak nanya...tapi nggak jadi, takut....wong pemarah....!!!
ReplyDeleteheheheaku ngga berani marah lah sama kuncen kuburan^___^
narigunung said: Bersiap aja suatu sat Bella justru akan berterimakasih kepada ibu bila masih mengingat hal tsb :-)
ReplyDeleteaamiin, mudah-mudahan^___^
wah bella ini, kecil2 tapi kata2nya sungguh bermakna sedalam samudra^^
ReplyDeletesebenarnya aku mau banyak nanya...tapi nggak jadi, takut....wong pemarah....!!!
ReplyDeleteBersiap aja suatu sat Bella justru akan berterimakasih kepada ibu bila masih mengingat hal tsb :-)
ReplyDeleteadeirmasury said: Itu namanya Guru Killer Favorit...hehe...
ReplyDeleteWaduh, saya sih tidak menganggap saya killer. Walaupun marah, tidak menyebabkan saya memberikan tugas berlebihan terhadap siswa, saya juga tidak memberi hukuman yang memberatkan, dan juga tidak pelit nilai, juga tidak otoriter. Pemarah tapi demokratis^___^
binarlangitbiru said: Benar2 menjadi kenangan. Si bella anak sd dapat berbicara spt itu? Bnar2 anak yang pandai
ReplyDeleteBeneran dia bilang seperti itu. Dia memang sudah menjadi juara Pidato tingkat DKI sejak kelas 4 SD.^___^
nitafebri said: Jadi guru gak gampang yaa.. makanya nih mesti gaul biar dapat banyak info, biar tar klo muridnya nanya bisa ngejawab.
ReplyDeletekalau masalah menjawab pertanyaan, saya sendiri tidak selalu memberikan jawaban langsung. Kadang saya balik memancingnya dengan pertanyaan. Kadang saya meminta mereka untuk mencari jawabnya di "buku anu" atau di situs "anu". dan mengeceknya lain waktu, apakah mereka sudah mendapatkan jawabannya atau belum ^___^
Itu namanya Guru Killer Favorit...hehe...
ReplyDeleteBenar2 menjadi kenangan. Si bella anak sd dapat berbicara spt itu? Bnar2 anak yang pandai
ReplyDeleteJadi guru gak gampang yaa.. makanya nih mesti gaul biar dapat banyak info, biar tar klo muridnya nanya bisa ngejawab.
ReplyDeleteelysiarizqy said: masih berlanjut neh bu, ko belum ada endingnya?
ReplyDeletehiks-hiks-hiksitu endingnya^___^
masih berlanjut neh bu, ko belum ada endingnya?
ReplyDeletekarbalamadania said: Assalamualaikum..bu metty saya mama bella, saya baru saja selesai baca tulisan ibu. Saya merasa sedih,haru dan bahagia , pokoknya campur aduk deh. yang pasti saya bersyukur bella punya guru sprt ibu. Bu metty sangat pandai mendeskripsikan kejadian itu. Ternyata ibu mengingat sangat baik "insiden" yg pernah terjadi sama keluarga kita. luar biasa.Saya jg ga pernah tau soal "dialog" yg pernah terjadi antara ibu dan bella. Biarlah itu jadi kenangan manis buat bella. Saran saya, ibu lebih rajin menulis apa saja, featur, cerpen, dll. Biar potensi nya lebih berkembang, dan tentu saja bisa berbagi dengan orang banyak.Kita tunggu karyanya ya. Insya Allah kelak akan muncul penulis best seller "Metty Heramastiar" Amiiiiinnnn.....
ReplyDeleteMama Bella, terima kasih sudah berkenan membaca tulisan saya......jadi malu.Terima kasih supportnya, doakan saya mudah-mudahan terkabul aamiin^___^
Assalamualaikum..bu metty saya mama bella, saya baru saja selesai baca tulisan ibu. Saya merasa sedih,haru dan bahagia , pokoknya campur aduk deh. yang pasti saya bersyukur bella punya guru sprt ibu. Bu metty sangat pandai mendeskripsikan kejadian itu. Ternyata ibu mengingat sangat baik "insiden" yg pernah terjadi sama keluarga kita. luar biasa.Saya jg ga pernah tau soal "dialog" yg pernah terjadi antara ibu dan bella. Biarlah itu jadi kenangan manis buat bella. Saran saya, ibu lebih rajin menulis apa saja, featur, cerpen, dll. Biar potensi nya lebih berkembang, dan tentu saja bisa berbagi dengan orang banyak.Kita tunggu karyanya ya. Insya Allah kelak akan muncul penulis best seller "Metty Heramastiar" Amiiiiinnnn.....
ReplyDeletesaturindu said: syukurlah, saya termasuk guru yang penyabar...hahaha*narSis mode ON.**wah, syukurlah. sudah saling memaafkan. :)
ReplyDeletekelihatan kok kalau mas Suga itu penyabar, ramah tamah, baik hati , disiplin, berani, pokoknya dasa darma banget dehhehehe anak-anak itu cenderung tidak pendendam (seperti juga gurunya)
syukurlah, saya termasuk guru yang penyabar...hahaha*narSis mode ON.**wah, syukurlah. sudah saling memaafkan. :)
ReplyDeletekarbalamadania said: Hahahah,,iy bu Bella bantuin promosiin, kalau uda terkenal jangan lupa ya..hahahaiy bu!nanti kalo ada reunian lagi ibu harus-wajib dateng y...
ReplyDeleteInsya AllahBela, headshootmu (punya bela kan masih putih tuh) diganti dong pakai fotomu. Caranya dibawah headshoot ada tulisan custumize my site di klik, lalu pada headshoot Bella ada tulisan edit diklik juga deh ikuti langkah selanjutnya kalau sudah selesai rolling ke atas klik tulisan done
Hahahah,,iy bu Bella bantuin promosiin, kalau uda terkenal jangan lupa ya..hahahaiy bu!nanti kalo ada reunian lagi ibu harus-wajib dateng y...
ReplyDeletekarbalamadania said: Hahahaaha..iy bu..Bella gak bisa bikin tulisan kayak ibu..ibu berbakat tu bu bikin tulisan...bikin aja buku bu..pasti banyak yang beli..haha,,sama Bella juga kangeeen banget ama ibu..kemarin ada reunian alumni ibu kenapa ga dtg?bella dateng lho bu..
ReplyDeletePengennya sih begitu Bela. Nanti kalau bu Metty punya buku, Bella yang promosiin ya...*Menyesal sekali kemarin bu Metty tidak bisa datang pas reunian. Mungkin pada kesempatan berikutnya bu Metty bisa datang. Mudah-mudahan.....**Eh, Bella juga pinter lho bikin karangan, ayo diasah lagi kemampuannya. Makanya MPnya dipelihara terus ya^___^
Hahahaaha..iy bu..Bella gak bisa bikin tulisan kayak ibu..ibu berbakat tu bu bikin tulisan...bikin aja buku bu..pasti banyak yang beli..haha,,sama Bella juga kangeeen banget ama ibu..kemarin ada reunian alumni ibu kenapa ga dtg?bella dateng lho bu..
ReplyDeletepuntowati said: Latar belakang pendidikan saya adalah antropologi budaya. Salah satu kegiatan saya dengan anak2 bisa dilihat di blog saya: New Ark, Farmington, New Britain dan New York.
ReplyDeleteSaya baru saja membaca postingan tersebut. Seru sekali pengalamannya mbak^___^
btw, bela, kamu bikin MP cuma buat bisa reply ceritanya bu Metty ini ya?
ReplyDeletekarbalamadania said: Bu Metty..terima kasih banyak ya bu.. ibu masih mengenang cerita yang Bella pun akan terus mengenangnya sampai Bella dewasa. Bukan berarti Bella ingin mengenang keburukan/kemarahan Bu Metty pada Bella, tetapi itu lebih sebagai pelajaran yang akan Bella wariskan pada anak dan mungkin cucu Bella kelak. Sekali lagi terima kasih ya guru Bella tersayang...
ReplyDeleteBeeeeellllllaaaaaaaaaaaaaa......................Bu Metty kangen banget sama Bella, makanya jadi keingetan kejadian-kejadian dikelas Bella dulu.Terima kasih sudah membaca tulisan bu Metty yaaaaaa.Duuuuuh muridku tersayang^____^
puntowati said: Untuk mendorong agar anak2 yang pasif dan pendiam berani bertanya maka kalau jawaban mereka benar, akan saya sanjung2. Puji2an saya terhadap anak2 yang pendiam akan lebih lama dibandingkan pada anak yang memang suka ngomong karena effort yang dilakukan oleh anak pendiem untuk ngomong juga lebih banyak...Sebaliknya anak yang ramai akan saya puji2 kalau dia bisa duduk tenang dan konsentrasi untuk waktu yg lama.
ReplyDeletewah, bener ya mbak. Saya juga akan melakukan hal itu deh, memberikan sanjungan yang lebih untuk anak-anak yang lebih pendiam. terima kasih masukkannnya ya..^___^
Bu Metty..terima kasih banyak ya bu.. ibu masih mengenang cerita yang Bella pun akan terus mengenangnya sampai Bella dewasa. Bukan berarti Bella ingin mengenang keburukan/kemarahan Bu Metty pada Bella, tetapi itu lebih sebagai pelajaran yang akan Bella wariskan pada anak dan mungkin cucu Bella kelak. Sekali lagi terima kasih ya guru Bella tersayang...
ReplyDeletenengmetty said: Anak-anak Indonesia juga sekarang keberaniannya untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat sudah jauh lebih baik dibandingkan jaman saya dulu, dimana murid cuma duduk diam dengan pasif
ReplyDeleteUntuk mendorong agar anak2 yang pasif dan pendiam berani bertanya maka kalau jawaban mereka benar, akan saya sanjung2. Puji2an saya terhadap anak2 yang pendiam akan lebih lama dibandingkan pada anak yang memang suka ngomong karena effort yang dilakukan oleh anak pendiem untuk ngomong juga lebih banyak...Sebaliknya anak yang ramai akan saya puji2 kalau dia bisa duduk tenang dan konsentrasi untuk waktu yg lama.
nengmetty said: Saya salut deh sama mbak Pun, pengetahuan mbak di ranah pendidikan ternyata amat luas. Punya latar belakang jurusan pendidikan ya mbak?
ReplyDeleteLatar belakang pendidikan saya adalah antropologi budaya. Salah satu kegiatan saya dengan anak2 bisa dilihat di blog saya: New Ark, Farmington, New Britain dan New York.
puntowati said: Di museum Volkenkunde, Leiden saya mengajar kebudayaan pada anak2 sekolah dari SD sampai Sekolah lanjutan atas. Kalau ada kesempatan bertanya anak2 yang pinter ngomong selalu mengacungkan tangan. kalau kita (pengajar) tidak hati2 semua waktu dan perhatian hanya akan tercurah pada 'anak2 yg pinter ngomong' ini karena mereka memang suka berdiskusi atau kalau jawabannya keliru tetap cerita berputar2 untuk membenarkan jawabannya. Padahal anak lainnya, juga butuh perhatian dari pengajar dan berhak mendapat kesempatan untuk mengajukan pendapatnya. Makanya setelah 'anak2 yang pinter ngomong' mendapat kesempatan bicara, saya selalu memberi kesempatan pada anak2 yang tidak mengacungkan tangan. Guess what....anak yang pendiam tidak selalu berarti mereka tidak tahu jawaban yang benar. Sebagai bonus krn anak yang pendiem berani bicara, biasanya dia akan saya puji2 atas keberaniannya berbicara....Dg demikian saya berharap anak yg pendiam mendapat kepercayaan diri untuk lebih berani bicara.
ReplyDeleteSepakat mbak. Tapi saya lebih sering terjebak sebaliknya, terlalu fokus pada anak-anak yang kurang, akhirnya yang punya kemampuan lebih menjadi tidak terlayani. Kalau sedang frustasi menyalahkan rasio guru banding murid yang 1 : 30. Padahal kalau kreatif sih semua bisa distrategikan, cuma untuk materi-materi tertentu kadang-kadang idenya macet ^___^Anak-anak Indonesia juga sekarang keberaniannya untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat sudah jauh lebih baik dibandingkan jaman saya dulu, dimana murid cuma duduk diam dengan pasif. ^___^
Di museum Volkenkunde, Leiden saya mengajar kebudayaan pada anak2 sekolah dari SD sampai Sekolah lanjutan atas. Kalau ada kesempatan bertanya anak2 yang pinter ngomong selalu mengacungkan tangan. kalau kita (pengajar) tidak hati2 semua waktu dan perhatian hanya akan tercurah pada 'anak2 yg pinter ngomong' ini karena mereka memang suka berdiskusi atau kalau jawabannya keliru tetap cerita berputar2 untuk membenarkan jawabannya. Padahal anak lainnya, juga butuh perhatian dari pengajar dan berhak mendapat kesempatan untuk mengajukan pendapatnya. Makanya setelah 'anak2 yang pinter ngomong' mendapat kesempatan bicara, saya selalu memberi kesempatan pada anak2 yang tidak mengacungkan tangan. Guess what....anak yang pendiam tidak selalu berarti mereka tidak tahu jawaban yang benar. Sebagai bonus krn anak yang pendiem berani bicara, biasanya dia akan saya puji2 atas keberaniannya berbicara....Dg demikian saya berharap anak yg pendiam mendapat kepercayaan diri untuk lebih berani bicara.
ReplyDeletepuntowati said: Tepat sekali Metty menggambarkan Bella sebagai siswa dengan kecerdasan 'verbal' luar biasa dan bukan sebagai anak yang 'cerdas' luar biasa karena itu dua hal yang berbeda. Banyak orang menganggap anak2 yang 'pinter ngomong' (kemahiran verbalnya tinggi) identik dengan pinter disegala bidang, sehingga bayak orangtua dan guru berpikir anak tsb 'super cerdas' dan mampu untuk melompat ke kelas yang lebih tinggi. Kenyataannya, anak2 yang 'pinter ngomong' tidak selalu pinter dalam bidang lainnya, seperti menggambar atau berhitung.
ReplyDeletekebetulan guru-guru sekolah kami pernah mendapat pelatihan tentang kecerdasan majemuk.Saya salut deh sama mbak Pun, pengetahuan mbak di ranah pendidikan ternyata amat luas. Punya latar belakang jurusan pendidikan ya mbak?
Tepat sekali Metty menggambarkan Bella sebagai siswa dengan kecerdasan 'verbal' luar biasa dan bukan sebagai anak yang 'cerdas' luar biasa karena itu dua hal yang berbeda. Banyak orang menganggap anak2 yang 'pinter ngomong' (kemahiran verbalnya tinggi) identik dengan pinter disegala bidang, sehingga bayak orangtua dan guru berpikir anak tsb 'super cerdas' dan mampu untuk melompat ke kelas yang lebih tinggi. Kenyataannya, anak2 yang 'pinter ngomong' tidak selalu pinter dalam bidang lainnya, seperti menggambar atau berhitung dll. Anak yg 'pinter ngomong' paling tepat menjabat jabatan dibidang public relation, pengacara atau politikus. Terbukti si Bella, kecil2 sudah bisa membuat ibu guru merasa bersalah. Kalau dia campanye,dijamin banyak yg akan mencontreng Bella....
ReplyDelete