Pages

Wednesday, January 21, 2009

Bagaimana Lidah Anda???

Saya mempunyai seorang teman yang selalu punya jawaban. Nampaknya dia tidak pernah berada pada posisi terpojok.
Suatu ketika, saya dan teman saya tersebut menghadiri sebuah acara bersama. Pas pulang perut terasa keroncongan. Karena kebetulan sama-sama lagi ngga banyak uang (bukan kebetulan ding, selalu) kami memutuskan untuk makan di kaki lima. Karena berada didaerah yang baru, kami tidak tahu harus memilih yang mana. Akhirnya kami menghampiri seorang akhwat yang sedang makan ketupat sayur, maksudnya pengen tahu, ketupat sayurnya enak apa ngga.
"Mbak, enak ngga ketupat sayurnya?" tanya temen saya pelan-pelan, takut kedengaran abang yang jual.
Sambil tersenyum ramah akhwat tersebut menjawab,"Alhamdulillah mbak, Allah mengaruniai saya lidah yang penuh rasa syukur. Apapun yang masuk ke mulut saya selalu terasa enak".
Saya kira teman saya akan diam, ternyata dia punya jawaban
"Beda kita mbak. Kalau untuk saya Allah mengaruniai saya lidah yang jujur, jadi kalau saya makan saya tahu enak atau tidak"

Wuahahahahahahaha

Bagaimana lidah anda, penuh rasa syukur? atau jujur?

Wednesday, January 14, 2009

TEACHER SHIFT PARADIGM

(Catatan pada sebuah pelatihan)

Apa itu paradigma

Bagaimana pendapat kita tentang isi gelas tersebut?

Setengah kosong?

Setengah isi?

Bagaimana anda memandang sesuatu itu menunjukkan bagaimana sebenarnya anda.

Orang yang optimis akan mengatakan bahwa gelas itu setengah penuh

Orang yang pesimis akan mengatakan bahwa gelas itu setengah kosong.

Jadi, bila ada yang mengatakan anda mengajar buruk sekali setelah anda mempersiapkan dengan susah payah. Apa yang akan anda lakukan ?

Maka ketahuliah:

A feedback is free breakfast for a winner

Berikut kita bahas lebih lanjut tentang Paradigma

Paradigma bisa menjebak anda

Apa yang terlihat belum tentu yang sesungguhnya

Paradigma = sisi

Maka jangan heran ketika kita berselisih faham dengan orang karena paradigma kita berbeda.

Perhatikan ilustrasi berikut:

XI + I = X

Apakah operasi diatas benar ?

Bisakah operasi diatas dianggap benar.?

Bisa, bila kita melihatnya terbalik (coba anda tulis operasi tersebut pada sehelai kertas, lalu putar kertas tersebut sehingga bagian bawah berada diatas)

Atau yang berikut

8 dibagi dua = 3

8 dibagi dua = 0

8 dibagi dua = 4

Bagi anda yang sering mengikuti pelatihan, tentu anda tahu ketiga pernyataan diatas adalah benar.

Paradigma mempunyai keteraturan (logika)

PENERAMKAHUWRINUFAN

Hilangkan enam huruf maka akan menjadi ……… (silahkan tebak)

MENJADI GURU

Apa hubungan kita sebagai guru dengan murid kita?

Guru : menjadi inspirasi bagi orang lain

Guru bisa memberikan insight , beyond pemaknaan dari kejadiaan sehari-hari

Guru is action not a position

Sebagai Guru kapan kita bisa melakukan perubahan paradigma ?

Pertama-tama kita harus mengenal fase “menjadi guru”.

Bila anda tidak melakukan perubahan paradigma, maka fase yang akan anda lalui adalah sebagai berikut:

  • Fase pertama adalah fase pengenalan
  • Fase kedua adalah fase pemahaman, penyesuaian dan kejayaan , umumnya susah melakukan perubahan paradigma
  • Fase ketiga adalah fase penurunan

Guru harus melakukan perubahan paradigma, kalau tidak maka akan selalu drop dan akhirnya pasrah.

Apabila kita melakukan perubahan paradigma, maka urutannya adalah sebagai berikut

  • Fase pertama adalah pada saat anda baru memulai karir sebagai guru. Anda masih membutuhkan pengakuan atas eksistensi anda.
  • Fase kedua adalah fase pemahaman, penyesuaian dan kejayaan , pada tahap ini seharusnya anda mulai melakukan perubahan paradigma
  • Fase ketiga adalah service (pengabdian). Anda tidak butuh lagi pengakuan. Anda mempunyai keyakinan akan apa yang anda lakukan. Pendapat atasan atau siapapun yang terkait dengan pekerjaan anda tidak lagi menjadi hal yang sangat penting.

Target seorang guru adalah:

Highest level Quality being a teacher

Why do we need to be strive for the best ?

Karena manusia yang paling baik adalah manusia yang paling banyak manfaatnya

Agar kita menemukan suara hati

  1. apakah kebutuhan secara fisik itu bisa dipenuhi
    kalau belum, sampai kapanpun anda tidak akan menemukan apa yang namanya puas. Apakah tubuh kita tereksplorasi dengan baik ?
  2. Apakah menjadi guru memberikan kepuasan secara mental bagi anda?
    Apakah memberikan kepuasan pembelajaran ?
    Apakah anda merasa tertantang ketika ada murid-murid yang susah diatur?
  3. Apakah menjadi guru itu memberikan pemaknaan secara social?
    apakah dengan menjadi guru anda merasa bangga?
    Apakah dengan menjadi guru anda merasa dihargai?
  4. Apakah dengan menjadi guru memperkaya hakekat hubungan anda dengan yang diatas ?
    Apakah dengan menjadi guru anda menjadi kebanggaan isteri, anak anda ?

Interseksi dari keempat hal diatas itulah yang merupakan panggilan hati.

Cara untuk merubah diri anda tiada lain adalah dengan menantang paradigma anda sendiri.

Orang yang berani melangkah adalah orang yang akan tahu sampai dimana dia bisa menempuh jarak.

Note : Maaf bila idenya terasa meloncat-loncat. saya mencoba mengubah catatan ini menjadi bentuk artikel, malah kehilangan penekanan pada beberapa point penting. maka saya biarkan seperti ini.

Thursday, January 8, 2009

Peran Guru (SD)

1. Pendidik
2. Pengajar
3. motivator
4. fasilitator
5. mediator
6. konsultan
7. Teman
8. Tempat curhat
9. Psikolog
10. Dokter
11. Pengganti orang tua
12. ......

Masih menerima tambahan nih.
Pernah waktu mengajar kelas 1. Pas jam makan siang, ada siswa yang (maaf) ngompol dikelas. Saya sibuk mengurus siswa tersebut, membujuk, menemani ganti baju dll. Eh pulang sekolah orang tua siswa yang lain pada komplain karena makan anak mereka ngga habis gara-gara ngga ditungguin gurunya .......Nah masuk ke peran yang mana tuh menerima komplain dengan senyum (meskipun senyumnya miring)..

Wednesday, January 7, 2009

Penerapan MIS di Sekolah

Apakah kriteria sebuah sekolah unggul?
Di Indonesia, sebuah sekolah dikatakan unggul jika memiliki kriteria berikut:
1. Memiliki fasilitas yang lengkap
2. Input siswa dengan nilai tinggi

Jadi tidak ada yang akan merasa heran jika sekolah-sekolah yang dikatakan unggul tersebut menghasilkan output yang tinggi juga. Bagaimana jadinya jika siswa-siswa yang masuk ke sekolah tersebut siswa-siswa "buangan". Akankah output yang dihasilkannya tinggi pula?

Menurut Munif Chatib, sebuah sekolah dikatakan unggul jka proses pembelajaran yang berlangsung di dalamnya juga unggul. Apapun kualitas inputnya, dengan proses yang berkualitas, diharapkan menghasilkan output yang berkualitas, jika dapat memenuhi hal tersebut barulah sekolah tersebut dikatakan berkualitas.

Lantas apakah yang dikatakan proses yang berkualitas? Sebuah prses pembelajaran dikatakan berkualitas jika memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1. Memiliki perencanaan yang baik
2. Memperhatikan dan mengakomodasi kelbihan (kecerdasan) siswa
3. Gaya mengajar guru sesuai dengan gaya belajar siswa
4. Aktivitas yang bermakna dan menyenangkan
5. Tanggung jawab belajar terletak ditangan siswa, guru hanya berfungsi sebagai motivator dan fasilitator.

Bagaimanakah supaya proses pembelajaran kita dapat memenuhi kelima kriteria diatas? Banyak metoda pembelajaran yang ditawarkan, dan semua metode tersebut sesungguhnya memiliki kelebihannya sendiri-sendiri. Yang ingin saya share disini adalah penggunaan Multiple Intelligence System.

Mengenai filosofi dan teori Multiple Intelligence sendiri silahkan baca buku karya Thomas Amstrong yang berjudul Setiap Anak Cerdas atau Sekolah Para Juara. Atau undang saya untuk melakukan presentasi dan kita berdiskusi mengenai hal tersebut.

Di sini saya hanya ingin memberikan beberapa langkah praktis sebelum anda merancang sebuah kegiatan.
1. kenali kecerdasan siswa-siswa anda.
Anda dapat memanfaatkan lembaga-lembaga yang memang melayani jasa riset kecerdasan siswa untuk itu, atau anda dapat melakukannya sendiri. Bila anda melakukan sendiri maka riset yang anda lakukan diharapkan mencakup wawancara (pernyataan siswa sendiri) dan tindakan (siswa diminta melakukan sesuatu yang akan menunjukkan kecerdasannya) Jangan khawatir data yang anda dapatkan tidak valid, karena data yang anda kumpulkan akan anda pakai sendiri, selalu ada kesempatan untuk memperbaikinya.
2. Kelompokkan Murid anda.
Mengelompokkan murid disini hanyalah untuk memudahkan anda merancang kegiatan. Anda akan tahu pada kecerdasan mana mayoritas siswa anda berada. Untuk aktivitas tidak harus siswa yang memiliki kecerdasan sama bergabung dalam satu kelompok, tergantung dari jenis aktivitasnya.
3. Rancanglah beberapa aktivitas (untuk melayani jenis kecerdasan siswa-siswa anda) untuk satu materi. Tentu saja anda tidak perlu merancang delapan aktivitas agar kedelapan kecerdasan tersebut terlayani. Cukup dua atau tiga aktivitas yang mudah bagi anda merancangnya menyenangkan bagi siswa melakukannya, dan point yang utama, konten materi sendiri tersampaikan ke pemahaman siswa. Dan itulah tantangannya buat anda.

Sebagaimana sebuah teori ada yang pro dan kontra, demikian juga dengan penerapan MI ini. Bila anda menghendaki sudut pandang alin silahkan baca tulisan seorang teman (dalam beberapa hal beliau adalah guru saya) berikut:

ttp://roebyarto.multiply.com/journal/item/40