Pages

Friday, July 31, 2009

Wednesday, July 29, 2009

ada yang tahu fasilitas penyimpanan file di internet selain skydrive? kalau bisa yang bisa upload folder sekaligus bukan file demi file

ada yang tahu fasilitas penyimpanan file di internet selain skydrive? kalau bisa yang bisa upload folder sekaligus bukan file demi file

Sunday, July 26, 2009

[Cerpen] Saksi


(...Seekor semut merambati kotak ajaib itu,seperti sedang menaiki gedung bercat hitam yang amat tinggi dengan bentuk semikotak. Menengok ke kanan kiri setelah sampai pada ruang yang datar dan bidang seperti lantai kaca,sementara sebagian lagi ruang terbukanya bergaris garis mirip pematang sawah.Aneh,tak ada sesiapa selain dirinya serta rasa panas dari udara siang yang terik.Tiba tiba...,benda yang ia pijak bergetar,bervibrasi,gempa bumi! Gempa bumi !
Berurut terdengar lengking nada dari entah bagian mananya lagi serentetan bebunyi nada lagu milik mozzart ,memekak lama,sampai sebentuk mahkluk bernama tangan mengangkat gedung yang semut rangkaki , menempelkanya pada gua besar yang mungkin saja bernama telinga.
Terdengar lagi suara ultrasonik : sayang,nanti kita ketemu di tempat biasa !)



"Jam berapa? Aku tak bisa menunggu lebih lama lagi" sebuah suara lembut menyahut.
Suara ultrasonik itu kembali bergema,"kutunggu kau setengah jam lagi".
Lalu tiba-tiba saja suara itu hilang, setelah didahului oleh bunyi klik yang bagi telinganya terasa sangat keras. Dan kotak ajaib tempatnya berpijak berpindah ke kegelapan. Srrrrrrreeeeeeet, lalu hening. Hening dan gelap. Nyaris tubuhnya tergencet diantara bangunan tempatnya berpijak dan dinding gua gelap yang lembut tempat benda itu disisipkan. Buru-buru semut itu berlari mencari tempat yang aman.
Ah, mengapa kegelapan ini berlangsung lama sekali, pikirnya. Gelap dan terasa sedikit pengap, meskipun tercium samar wangi yang terasa enak dihidungnya. Tidak terlalu menakutkan. Tapi alangkah menyenangkan bila bisa kembali melihat cahaya.
Setelah cukup lama waktu berlalu dalam hening dan gelap, terdengar suara bukk, srrrrrrrreeeeeeeeeetttt dan cahaya kembali menyapanya. Ah.... leganya. sebuah tangan kembali memegang kotak tempatnya berpijak. lalu sebuah jari yang putih, nyaris transparan mengetuk petak-petak sawah itu di tempat yang berbeda-beda. Sebuah lagu norak yang memekakkan telinganya terdengar.
Klik
"Kamu sudah sampai mana? Saya sudah ditempat nih," suara lembut itu terdengar.
"Aku juga hampir sampai, tunggu sebentar," kotak ajaib itu bergetar dengan suara ultrasoniknya.
Duk, duk, duk, srrrrekk,"pesan apa mbak?" sebuah suara terdengar.
"Capucino dua, cake cokelat dua," suara merdu itu menyahut. Hmmm, sepertinya yang disebutkan simerdu itu sesuatu yang dia suka. Duk, kotak ajaib itu diletakan di sebuah dataran yang sangat luas, sejau mata memandang hanya warna putih yang terlihat, selain kotak ajaib tempatnya tadi berpijak, yang baru saja melontarkannya ke hamparan putih itu.
"Halo sayang......" suara yang mirip dengan suara ultrasonik terdengar. Tapi kali ini bukan datang dari kotak ajaib, melainkan dari seorang raksasa yang tiba-tiba saja muncul.
Dua raksasa itu duduk berhadap-hadapan. Kedua tangan mereka saling bertaut diatas hamparan putih itu. Sampai suara duk, duk, duk yang makin lama makin dekat membuat tautan itu terlepas. Lalu aroma wangi yang menggoda membelai hidungnya. Hmmm, saatnya berpesta. Dan dua piala berwarna putih mendarat diatas hamparan putih. Diatasnya pasti danau cokelat yang menggiurkan. Aku harus hati-hati, pikir si semut, kalau tidak aku bisa bernasib seperti temanku yang tercebur dan tak pernah bisa ketepi lagi. Lalu dua bundaran putih mendarat pula. Hmmm, hari keberuntunganku.
"Silahkan dinikmati," sebuah suara terdengar diikuti duk, duk, duk yang makin lama makin pelan.
Sementara dia berpesta dengan kotak berwarna cokelat yang lezat, kedua raksasa itu sepertinya tak peduli. Dua pasang tangan itu kembali bertaut.
"Punya kabar baru?"
"Ya.........," si raksasa bersuara bariton memalingkan mukanya.
"Bagaimana Kang? Ayo cerita," raksasa bersuara lembut itu setengah memaksa.
"Berdasarkan kabar yang aku terima, kamu lahir dari seorang perempuan bernama Sri Rochayati. Papamu adalah benar papa kandungmu, tapi mamamu bukan. Mamamu tidak bisa melahirkan, itu sebabnya papamu menikah lagi dengan seorang janda yang telah memiliki satu anak laki-laki," si bariton menunduk tidak mau memandang teman bicaranya.
"Lalu dimana ibu kandungku sekarang?"
"Ibumu meninggal saat melahirkan kamu..........."
"Ah, jadi aku tak akan pernah bertemu muka dengan ibu kandungku,"
Keduanya terdiam lama.
"Kang, kamu kenapa? Aku merasa sikapmu aneh....."
"Yang................,"si bariton bergetar suaranya,"aku tidak tahu ini berita yang harus kusyukuri atau kusesali, aku .....................ah..........kamu..............kalau benar Sri Rochayati adalah ibumu, maka............kau adalah adik kandungku..............".
Hening. Hening yang lama sekali. Sampai si semut terengah-engah kekenyangan keduanya masih belum juga berkata-kata.
"Maukah kau memesan minuman dingin untukku?" akhirnya si bariton memecah keheningan.
Tanpa berkata-kata raksasa bersuara merdu itu bangkit dari kursinya. Lalu, si Bariton mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Dua bulatan berwarna putih. Dimasukkannya masing-masing satu ke dalam piala yang berada diatas meja. Apa maksudnya?
Raksasa bersuara merdu kembali ke meja.
"Terima kasih, sayang. Ayo kita minum dulu kopinya," si bariton mengajak sambil dia sendiri meraih sebuah piala. Raksasa bersuara merdu mengikuti.
"Tidaaaak, jangaaaaaaaaaan.................." si semut berteriak sekuatnya.
Kedua raksasa itu masih saja menikmati capucinonya.


***
Selesai juga PR dari si Ayip (arifsibijak). Dapet tugas melanjutkan cerita yang alinea pertamanya dibuat oleh beliau. Bagian yang dikurung dan berwarna biru adalah awal cerita buatan si Ayip
Uchi, mbak Dwi, selamat mengerjakan juga ya..............Aku sudah bebas tugas. Nyantai dulu aaah...............


gambar diambil di sini

Thursday, July 23, 2009

Wednesday, July 22, 2009

Pelangi Hatiku

ada kata yang kuracik di merahnya

membunga di senyummu

ada tulus yang tertulis di jingganya

mengekal di bayangmu

ada kenang yang kuhimpun di kuningnya

memfosil di jejakmu

ada hangat yang kucurah di hijaunya

mengkristal di sapamu

ada bara yang merindu di birunya

memberkas di tatapmu

ada cinta yang menyala di nilanya

melirih

dan

ada perih di ungunya

biar saja tak kau pahami

kusematkan saja pada rangkaian doa


*****

gambar diambil di sini

Sunday, July 19, 2009

Cara

Setiap orang punya cara sendiri-sendiri dalam melakukan suatu hal. Cara seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan sesuatu, bisa jadi hanya difahami oleh orang atau kelompok orang tersebut. Orang Jepang akan melakukan harakiri saat merasa gagal dalam melakukan sebuah tugas besar. Sementara di negara kita ada pameo yang menyatakan bahwa kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Meskipun saya jadi sedikit bingung, ketika keberhasilan itu tertunda terus menerus namanya jadi apa?
Ada orang yang cara melakukan penghambaan kepada yang di atas dengan meledakan bom. BOOOOM........., hancur berantakan. Caci maki sumpah serapah manusia kemudian, tidak lagi terdengar. Entah apakah menurut mereka setelah hal tersebut ada perbaikan kondisi umat atau bagaimana, sungguh saya tidak memahami cara mereka.
Saya pernah merasa sangat sakit hati sekali terhadap seorang teman yang pernah intens chatting dengan saya (...halo teman .....). Pada suatu ketika saya melihat dia sedang online, saya kasih salam, dia langsung signout. Saya SMS, pesan saya sempet deliver, tapi kemudian hpnya dimatikan. Saya marah, merasa tidak layak diperlakukan demikian. Sampai kemudian terbersit dalam fikiran saya, kalau dia hanya tidak punya cara untuk mengatakan "aku sudah tidak mau chatting denganmu lagi". Sepertinya, bagi orang-orang tertentu, sulit mencari cara mengatakan hal-hal seperti itu. Ketika saya menyadari hal tersebut, kemarahan saya reda dengan sendirinya, bahkan ada sedikit rasa geli kalau mengingat kejadian tersebut.
Atasan ditempat saya (pernah) bekerja punya cara yang unik untuk menegur bawahannya. Bila ada suatu kasus dimana seorang bawahannya dianggap berbuat salah, maka semua orang akan dikumpulkan dengan memakai istilah rapat koordinasi, kemudian beliau akan memberikan wejangan berupa kisah-kisah yang dianggap beliau mengandung hikmah, tanpa menyebutkan siapa yang salah dan salah apa, bahkan kadang-kadang kisah yang dianalogikanpun tidak nyambung dengan kesalahan yang dilakukan. Pada masa-masa awal bekerja, saya akan dengan tekun mendengarkan wejangan tersebut sambil menduga-duga siapa yang berbuat salah dan melakukan kesalahan apa. Lama kelamaan, saya merasa capek terus menerus menduga-duga, dan ada sedikit perasaan tidak terima juga, orang yang berbuat salah kenapa saya ikut dapat ceramah? Akhirnya saya tidak lagi menyimak wejangannya pada setiap rapat, biasanya diam-diam saya ngecek inboks MP lewat hp, bahkan kadang-kadang saya sempet membaca postingan yang cukup panjang dan memberikan komentar.
Dalam memberikan dorongan bagi orang lain agar membuat perbaikan pun berbeda-beda. Postingan saya misalnya, dikomentari teman-teman saya dengan berbagai cara. Ada yang memberikan pujian, masukan yang santun, bahkan komentar yang ngga nyambung. Yang manapun yang teman saya lakukan, semuanya saya suka, toh itu dilakukan agar keakraban tetap terjaga. Dan ada satu kontak saya yang unik dalam berkomentar. "Biasa-biasa saja, lumayan jelek, itu lagi itu lagi boosseeen taahuuuu" adalah komentar yang disampaikannya. Hehehe.......... (sebetulnya saya pengen bilang dari semua komentar yang masuk, komentar dia inilah yang paling saya suka, karena saya tahu, komentar-komentar ini dimaksudkan agar saya mau melihat kekuranga-kekurangan dalam tulisan saya dan memperbaiki diri. Cuma saya agak ngeri, habis itu teman-teman semua mulai memberikan komentar-komentar yang senada................). Apapun komentarnya, kalau itu dilakukan tulus dari dalam hati, maka Insya Allah akan sampai ke hati pula.
Terima kasih kawan-kawan semua


Friday, July 17, 2009

Selamat Pagi Kawan

Selamat pagi kawan
lihatlah rona mentari menjanjikan hangat hari ini
menemanimu membangun kembali asa dari puing-puing masa lalu
memaksamu menyambung kembali penggalan-penggalan kisah agar utuh terbaca meski kini kau masih terbata-bata mengeja makna
kicau burung melengkapi irama cita yang hendak kau bangun pula
bila setiap luka menjadi prasasti maka genaplah bangunan citamu

kelak, ketika kau berdiri dipuncak citamu
kaupun kan mengerti, anyaman masa lalumu demikian indah
maka, sambutlah sapaku
selamat pagi kawan

***
gambar diambil di sini

Thursday, July 16, 2009

Gerimis Senja

gerimis senja
kutitipkan tanya
pada mentari sisakan jingga

gerimis senja
kuresapi rasa
dingin mengiris menyesak jiwa

gerimis senja
membasah lara
menggenang luka

gerimis senja
aku masih menghitung sengalan nafas
satu persatu


***
gambar diambil di sini

Sunday, July 12, 2009

Sesaat Saja

tak dapat ku usap bening dipipimu
andaipun bisa pasti tak kau izinkan
karena ingin kau nikmati sakit itu
kau peluk bagai seorang bunda menjaga bayinya
tak dapat kubuat sebuah kisah jenaka
sekedar mengundang senyum dibibirmu
karena kau telah tekadkan
sejak keputusan yang telah kau sepakati pula
maka senyum bukan lagi cara yang kau kenal

baik,
dekaplah luka itu, rasai sampai segenap sudutnya
sesaat saja
lalu putuskan
apa yang hendak kau tumbuhkan
dari puing lukamu

***

dedicated to: yippy ayip, bocah ingusan berjidat lebar yang berpura-pura menjadi katak yang merindukan gajah

gambar diambil di sini

Monday, July 6, 2009

Boleh Senyum ^___^

Pada suatu kesempatan saya bertemu dengan (mantan) dosen saya. Karena saya mengenali beliau, dan sepertinya beliau tidak mengenali saya (hikz....tidak tenar sih), maka tentulah harus saya yang menyapa beliau terlebih dahulu. Dengan sedikit (eh........banyak juga sih) sotoy, saya menyapa beliau:

Saya : "Good morning sir, how are you?"
Dosen : "Good morning, I am fine, thank you"
Saya : "I took your class last year"

hehehe......... tahu kan maksudnya? Saya ikut mata kuliahnya beliau tahun lalu, cuma rupanya terminologi yang saya pakai salah. Terminologi bahasa Indonesia yang di inggriskan ^___^.
Dosen tersebut tersenyum dan menjawab:

"You took it away...........so I lose it"
hwaaaaaaaaa...................MMMMMMMMMAAAAAAAAAALLLLLLLLLLUUUUUUUUUU.....!

******

Seorang sepupu saya yang masih kelas dua SMP datang ke Jakarta. Dia minta ditemani keliling Jakarta naik Busway. Pikir-pikir bolehlah, wisata yang murah meriah, dengan modal cuma Rp 3500, bisa keliling sepuasnya, sampai bosen. Tapi yang namanya naik angkutan umum, kadang kita tidak punya pilihan. Pada koridor-koridor tertentu (saya tidak tahu mengapa rute busway diistilahkan koridor, ada yang tahu?) mau tidak mau kita terpaksa naik busway yang sudah terisi sesak.
Pada suatu ketika, kami menaiki busway yang sudah benar-benar amat sangat penuh sesak sekali. Saya dan sepupu saya menjejalkan diri di pintu masuknya, dan tidak dapat melangkah lebih dalam lagi. Begitu pintunya tertutup, si kondektur yang berseragam ala pasukan marching band memberikan instruksi: "berpegangan mbak, pegangan....."
Saya dan sepupu saya segera saling berpegangan tangan. Si kondektur tersenyum sabar dan berkata: "cari pegangan mbaaaaak, bukan disuruh gandengan..........."
heeeeeeee...........bilang dong mas..........!


gambar diambil di sini

Wednesday, July 1, 2009

Fana

rembulan masih bersinar teduh
semilir angin menyapa sejuk
namun ronamu muram semata
ada apakah gerangan kanda

benarkah teduh cahya rembulan
bukankah dia tlah hilang binar
hembusan angin membawa duka
kabarkan badai yang kelak tiba

duhai kanda tautan jiwa
pelengkap suka penghibur duka
usah percaya kabar sang angin
hanya prasangka gundahkan hati

permata hati penenang kalbu
tak dapat kanda kalahkan waktu
dalam setiap helaan nafas
mendekat kita kepada batas

tentang apakah kanda berkata
tolong jelaskan kepada dinda
setiap kata kan kuresapi
agar terpatri di sanubari

maafkan kanda tidak bicara
pada awal kita berjumpa
kanda berjanji pada sang waktu
pada masanya akan berlalu

benarkah apa yang kanda kata
kanda hendak tinggalkan dinda
katakan arah hendak dituju
biarkan dinda beserta turut

hanyalah tunduk pada suratan
berkain kafan berkalang tanah
tiada berteman nan sendirian
biarlah kisah jadi kenangan


****
Saya menantang diri saya sendiri untuk membuat sajak yang terdiri dari empat larik, setiap larik bersuku kata 9 atau 10 dan berima a-a-b-b. Meskipun tidak sepuitis dan semagis karya Amir Hamzah...........yah beginilah hasilnya


gambar diambil di sini