Pages

Thursday, February 26, 2009

OLEH-OLEH DARI JALUR GAZA

Sekolahku kemarin mengundang Ust. Muhendrik Mukhtar, salah seorang relawan dari KISPA yang dikirim ke Palestina, untuk menceritakan pengalaman beliau. Berikut adalah apa yang beliau ceritakan, mohon maaf untuk ketidaklengkapan, karena tulisan ini dibuat berdasarkan ingatan.

PERJALANAN
Rombongan kami berjumlah 16 orang gabungan dari Kispa, Mer-C, Baznas dan Tim Medis. Setelah menempuh perjalanan selama 9 jam, kami tiba di Kairo. Disana kami menginap di Griya Jawa Tengah (^__^) tempat mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari Indonesia. Keesokan harinya kami mengunjungi KBRI, disana kami menandatangani pernyataan bahwa apapun yang terjadi terhadap diri kami, kami tidak akan menuntut pemerintah Indonesia.

Dari KBRI kami menujuh sebuah tempat (Ust menyebutkan namanya, tapi saya lupa), disana kami membeli 4 buah ambulans untuk disumbangkan ke Palestina. Masing-masing Ambulans berharga 42.000 $ US. Satu ambulans adalah sumbangan resmi pemerintah Indonesia, satu Ambulans hasil patungan antara Kispa dan Baznas. Dua Ambulans lagi titipan dari seorang warga negara Mesir bernama Thoriq. Uniknya, pak Thoriq ini sebetulnya sedang berada dalam penjara Mesir. Saat beliau mendengar bahawa ada Hilal Ahmar (Bulan sabit merah) dari Indonesia hendak ke Palestina, beliau menelepon putranya yang bernama Muhammad agar mengeluarkan dana untuk pembelian dua buah Ambulans, dan agar dititipkan ke rombongan hilal ahmar Indonesia. Subhanallah.

Kami berangkat menuju ke pintu perbatasan Raffah. Setelah menginap satu malam kami sampai di pintu perbatasan. Pintu perbatasan tersebut dibuka mulai jam 9 pagi dan ditutup jam 4 sore. Jam 9 kami menyerahkan ke 16 paspor kami, kemudian kami harus menunggu selama 5 jam, padahal tempat tersebut hanya berupa padang pasir dan henya tersedia sebuah warung kecil, sementara antrian relawan dan kontainer sumbangan dari berbagai negara mengantri panjang. Sempat juga kami menggerundel akan lamanya waktu mereka mengurus izin kami agar bisa lewat. Belakangan kami tahu bahwa apa yang kami alami adalah sesuatu yang luar biasa. Relawan dari negara lain ada yang menunggu sampai 7 hari. Bahkan ada seorang wartawan (Ust menyebutkan asal negaranya, saya lupa) yang menunggu selama 10 hari, kemudian kembali dulu ke negaranya dan balik lagi ke tempat tersebut untuk menunggu lagi.

Singkat cerita kami sampai di Palestina, disebuah tempat bernama Az-zaitun. Disana kami ditempatkan di sebuah rumah sakit bernama Asy-Syifa. Benar-benar kami disambut dengan hangat seolah-olah kami adalah pejabat. Segala akomodasi kami selama disaeheana ditanggung oleh tuan rumah. Dalam Islam kewajiban untuk menjamu tamu itu minimal 3 hari, tapi mereka berkata, "untuk orang Indonesia, kami jamu penuh selama tujuh hari" subhanallah.

KUNJUNGAN
Kami mengunjung Baitul Quranul Karim Wasunah, lembaga yang meluluskan 3500 siswa anak-anak hafidz Quran, dan 3500 hafiz Quran lainnya dari golongan remaja, dewasa dan bahkan orang tua. Ada orang yang berusia 55 tahun lulus hafiz 30 juz. (Subhanallah, saya yang jauh lebih muda kemana saja?).
Kami juga mengunjungi rumah Asy-Syahid Syekh Ahmad Yasin. sebetulnya kami juga mendapat tawaran untuk mengunjungi Ismail Haniya dan terowonga-terowongan disana. tapi karena relawan itu termasuk yang diawasi, maka dengan alasan demi keamanan kami menolak tawaran tersebut.
Kami juga mengunjungi Community College of Applied Science and Technology (ITBnya Palestina kata ust). Konon mereka sebetulnya sudah mengembangkan film-film animasi yang islami dan menarik untuk menggantikan film-film animasi yang saat ini beredar. Sayang semuanya hancur di bom Israel.

BEBERAPA HAL YANG MENARIK

* Dengan kondisi yang sangat memprihatinkan tersebut, selama lima hari disana kami sama sekali tidak bertemu dengan seorang pengemispun

* Ketika di desa Az-zaitun terjadi pertempuran, satu pasukan Izzudin Alqossam hanya berjumlah 10 orang, ditambah beberapa orang dari pasukan lain, total pejuang palestina hanya sekitar 25 orang, melawan tentara Israel yang jumlahnya ribuan dilengkapi tank merkava, yang jumlah tanknya saja lebih banyak dari jumlah pejuang palestina. Tiba-tiba para pejuang tersebut melihat tank-tank tersebut mundur dengan panik, maka para pejuang pun merangsek maju. Dari tentara Israel yang tertawan diketahui bahwa mereka mundur dengan panik karena melihat tentara palestina yang berjumlah ribuan dengan seragam putih, padahal para pejuang palestina memakai seragam hitam dengan ikat kepala hijau. Pada pertempuran tersebut saja jumlah korban tentara Israel berjumlah ratusan. Maka bohong besar kalau Israel mengklaim bahwa korban di pihak mereka hanya 15 orang.

* Ketika rombongan dari Indonesia mempertanyakan dari mana pejuang palestina memperoleh senjatanya, jawabannya adalah "cukup kami katakan bahwa kami Insya Allah tidak akan kekurangan senjata dan pejuang, kami mintakan kepada saudara-saudara kami hanyalah bantu kami dengan doa dan dana"

* Pada tanggal 22 januari Israel menyatakan gencatan senjata sepihak, tanggal 23 seluruh aktivitas sekolah dari tingkat dasar samapi perguruan tinggi langsung aktif kembali. Untuk sekolah yang bangunannya hancur mereka bersekolah di tenda darurat. Pada tanggal 23 Januari tersebut kami masih disana, dan kegiatan sekolah pada hari tersebut adalah ujian akhir semester. Subhanallah

* Semangat berjuang dan tingkat keimanan mereka sungguh amat patut diacungi jempol. Seorang kakek kami temui berkata
"wallahi, seandainya Israel dan para pendukungnya memboikot kami dari daratan dan lautan kami percaya Allah akan menurunkan bantuan dari langit.
Seandainya kami pun kami diboikot pula dari arah langit, niscaya Allah akan membantu kami dari perut bumi.
Jikapun dari perut bumi dihalangi pula maka cukup kami katakan Hasbunallah wa ni'mal wakil, ni'mal maula wa nimannashir"

Sebetulnya banyak cerita lain yang sangat menarik, hanya karena beberapa pertimbangan tidak saya tuliskan disini.

Semoga bermanfaat

Friday, February 20, 2009

TAK BISA IKUT ARUSKAH SAYA

Percakapan saya dengan seorang wali murid tadi pagi membuat saya merenung cukup lama. Ini bukan pertama kali saya menghadapi kasus seperti ini. ........

Awalnya seorang siswa saya meledek temannya dengan ucapan, teman yang diledek tidak terima, dan membalasnya dengan dua buah tamparan. Guru lain yang kebetulan melihat kejadian itu melerai dan mencoba memberi nasihat. Tapi si anak tidak merasa bersalah. Akhirnya si guru menyerahkan kasus ini pada saya, wali kelasnya. Percakapan saya dengan si anak membuat saya mengambil kesimpulan bahwa si anak memang punya pandangan bahwa apa yang dilakukannya adalah suatu hal yang benar dan memang sudah seharusnya.

Saya berinisiatif untuk mengajak orang tua si anak berdiskusi. Maksud awal saya adalah agar kami bisa menyelaraskan pola pendidikan di sekolah dan dirumah. Tapi apa yang saya dengar dari beliau, membuat saya cukup terperangah ....

Kebetulan yang hadir adalah ibu dari si anak. Beliau menceritakan bagaimana anak-anaknya diasuh oleh ayahnya di rumah. Ajarannya adalah "bila ada orang lain mendzolimi kamu, maka kamu harus membalasnya dengan balasan yang setimpal. Hukum qishosh adalah hal yang benar-benar diterapkan dalam keluarga tersebut. Apabila si anak pulang kerumah dalam keadaan menangis karena dipukul oleh temannya, maka saat itu juga si anak harus kembali dan mencari si pelaku untuk membalas perbuatannya. Bila si anak tidak berani maka ayahnya akan mengantarnya agar anaknya menjadi berani.......

Masya Allah.....

Si ibu juga mendapat pesan dari ayahnya, agar "bu Metty tidak merubah pola yang sudah diterapkan di rumah...."

Dan ini bukan pertama kali saya menghadapi kasus seperti ini ....

Saya butuh nasehat, benar-benar saya butuh nasehat ........................

Monday, February 16, 2009

Destiny

Dalam sebuah pelatihan saya mendapatkan Quotation berikut:

Sow a thought Reap an action
Sow an action Reap a habit
Sow a habits Reap a character
Sow a character Reap a DESTINY


Terjemahannya kurang lebih begini


Barangsiapa menabur pemikiran, akan menuai tindakan
barangsiapa menabur tindakan, akan menuai kebiasaan
barangsiapa menabur kebiasaan, akan menuai karakter
barangsiapa menabur karakter, akan menuai takdir

Saya coba translate ke dalam bahasa ibu saya
Urang cobian dirobih kana bahasa ibu sim kuring


Singsaha anu melak pamikiran bakal panen padamelan
singsaha anu melak padamelan bakal panen kabiasaan
singsaha anu melak kabiasaan bakal kawangun tabeatna
singsaha anu melak karakter bakal panen kabagjaanana


Dalam bahasa Jepang by Zubairbinawaam

Daredemo Kanggaettara,mo yaraseru
daredemo yarasereba ,naru kotoga dekiru
daredemo narettara ,taido ga mieru
daredemo taido ga nareba ,,..............

Dalam bahasa Jawa oleh Pak Guru Totok (masih menerima perbaikan katanya)

sopo sing nyawur pikire bakal ngunduh tumindake
sopo sing nyawur tumindake bakal ngunduh tingkah lakune
sopo sing nyawur tingkah lakune bakal ngunduh tabiate
sopo sing nyawur tabiate bakal ngunduh takdire

Ada yang mau bantu menerjemahkan ke bahasa lain?





Tuesday, February 3, 2009

TIPS MEMPERSIAPKAN SISWA SUKSES UAS BN MATEMATIKA DALAM 40 HARI

Dua hari kemarin saya ikut pelatihan analisis materi ujian. Meskipun saya orang yang tidak setuju dengan ujian nasional tapi banyak hal yang dapat saya ambil dari pelatihan tersebut, sebagian saya share untuk anda.
Sebelumnya, mari kita lupakan dulu pelatihan-pelatihan mengenai fun learning, MIT, Students active learning, Quantum Learning dan lain-lain. Saatnya kita kompromi dengan tuntutan sekolah, orang tua dan sistem yang ada.

Ok, saya mulai dengan tips saya.
  1. Hal-hal yang harus anda persiapkan adalah SKL UAS BN, soal tahun lalu dari berbagai wilayah (selamat berburu ^__^)
  2. Untuk mata pelajaran matematika indikator soal yang ada berjumlah 40 buah, artinya satu indikator tepat menjadi satu soal.
  3. Tuliskanlah satu indikator pada bagian atas sebuah kertas HVS, artinya kalau ada 40 indikator berarti anda harus punya 40 lembar kertas HVS
  4. Lakukan analisa terhadap soal UAS BN yang anda punya, jika ada soal yang sesuai dengan indikator maka guntinglah soal tersebut, dan tempelkanlah dibawah indikator yang sesuai.
  5. Jangan terlalu kaku dalam menyesuaikan soal tahun lalu dengan indikator, soal tahun ini, jika indikator menyatakan "menentukan FPB dari tiga bilangan" dan anda menemukan soal menentukan FPB dari dua bilangan, tak usah ragu-ragu masukan saja.
  6. Anda akan mendapatkan sebagian indikator yang tidak ada contoh soalnya, dan juga soal yang tidak ada indikator yang sesuai, tidak apa-apa.
  7. Lakukan lagi hal diatas untuk soal-soal dari wilayah lainnya.
  8. Sekarang anda mempunyai satu set indikator soal yang telah ada contoh soalnya (meskipun tidak seluruhnya)
  9. Berdasarkan indikator dan contoh soal yang anda punya, buatlah contoh-contoh soal lainnya (ini soal prediksi anda). Buatlah soal prediksi anda sebagai varian lain dari soal tahun lalu, contoh: bila untuk volume bangun tiga dimensi tahun lalu yang dikeluarkan adalah balok, maka buatlah soal anda untuk limas atau tabung.
  10. Beberapa indikator memiliki kemungkinan jumlah variasi soal yang sedikit. Untuk indikator seperti itu, buat saja seluruh kemungkinan soalnya. Contoh untuk indikator 3.1.2 Menetukan banyaknya rusuk dari suatu gambar bangun ruang yang disajikan. Kemungkinannya hanya balok, kubus, limas segi empat, limas segi lima, prisma segi tiga, prisma segi lima, tabung, kerucut, dan tambahkan dua contoh bangun ruang yang tidak beraturan atau gabungan.
  11. Ok, sekarang anda tinggal menjadwalkan untuk mendrill siswa-siswa anda dengan soal-soal prediksi anda. Satu indikator satu hari.
  12. Fokus saja pada apa yang tertulis pada indikator, tak usah memberikan variasi soal yang tidak ada di indikator (misalkan mengurutkan pecahan, tidak ada di indikator, maka lupakan saja)
  13. Selamat bekerja.
Oh ya, meskipun harus menekan idealisme kita tentang pembelajaran bermakna, tentang hakekat pembelajaran, tujuan pembelajaran, tapi idealisme lain harus tetap tertanam. Dalam pelatihan kemarin, para peserta sepakat untuk mensukseskan UAS BN dengan jujur.


Akhirul kalam HIDUP GURU!!!!!